Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sablon baju (unsplash.com/Đồng Phục Hải Triều)

Teknik sablon glow in the dark semakin diminati dalam dunia fashion, terutama untuk desain kaus yang ingin tampil berbeda. Efek nyala yang muncul saat berada di tempat gelap menjadikan jenis sablon ini punya daya tarik tersendiri. Meski terlihat simpel, proses di baliknya ternyata memerlukan teknik khusus yang tidak semua orang tahu.

Sablon ini mengandalkan perpaduan antara tinta sablon dan zat yang bisa menyimpan serta memantulkan cahaya. Oleh karena itu, pemahaman mengenai bahan dan cara penggunaannya sangat penting agar hasil akhir memuaskan. Nah, biar makin paham, simak penjelasan lengkapnya berikut ini, yuk!

1. Apa itu sablon glow in the dark?

ilustrasi sablon baju (unsplash.com/Antonius Roberts)

Sablon glow in the dark adalah teknik sablon yang menghasilkan efek bercahaya ketika berada di ruangan gelap. Efek ini muncul karena sablon menyerap cahaya dari lingkungan terang, lalu memancarkannya kembali dalam kondisi gelap. Warna cahaya yang muncul umumnya kehijauan, memberikan kesan misterius namun tetap keren.

Uniknya, jenis sablon ini tidak menggunakan tinta khusus, melainkan hasil dari pencampuran tinta sablon biasa dengan serbuk fosfor. Tinta yang biasa digunakan antara lain tinta rubber dan plastisol, yang dicampur dengan fosfor berwarna bening. Untuk hasil terbaik, teknik ini biasanya diaplikasikan pada kaus berwarna gelap seperti hitam agar cahaya lebih kontras.

2. Apa itu fosfor?

ilustrasi bubuk fosfor (freepik.com/freepik)

Fosfor adalah zat kimia yang mampu menyerap energi cahaya dari sumber seperti matahari atau lampu, lalu melepaskannya kembali dalam bentuk cahaya saat gelap. Dalam dunia sablon, fosfor berbentuk bubuk dan dicampur dengan tinta sablon bening sebelum diaplikasikan ke permukaan kaus. Proses ini memungkinkan hasil sablon menyala terang saat tidak ada cahaya di sekitarnya.

Terdapat dua jenis fosfor yang umum digunakan, yaitu Zinc Sulfide dan Strontium Aluminate. Zinc Sulfide menghasilkan cahaya kehijauan, tapi daya tahannya kurang karena mudah rusak jika sering terkena sinar UV. Sebaliknya, Strontium Aluminate dikenal sebagai fosfor ‘super glow’ karena dapat menyala lebih terang dan bertahan lebih lama, bahkan tersedia dalam beberapa warna seperti tosca dan biru.

3. Kelebihan dan kekurangan sablon glow in the dark

ilustrasi sablon baju (unsplash.com/Antonius Roberts)

Seperti teknik sablon lainnya, sablon glow in the dark juga memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu kamu ketahui sebelum menggunakannya. Efek glow yang dihasilkan memang bisa jadi daya tarik utama, tetapi tetap harus diperhatikan bagaimana daya tahan serta aplikasinya dalam jangka panjang. Sablon ini bukan sekadar tren visual, tetapi juga berpengaruh pada kenyamanan dan keawetan produk.

Dengan memahami keunggulan dan kelemahannya, kamu bisa mempertimbangkan dengan lebih matang apakah teknik ini cocok digunakan untuk kebutuhan desainmu. Berikut ini daftar kelebihan dan kekurangan dari sablon glow in the dark:

a. Kelebihan sablon glow in the dark:

  • Efek bercahaya yang menarik: Sablon ini mampu menyala di tempat gelap, menciptakan tampilan yang unik dan estetik.

  • Fleksibel dikombinasikan: Dapat dipadukan dengan berbagai jenis tinta sablon seperti rubber dan plastisol.

  • Tampilan sablon lebih tebal: Karena melalui proses pelapisan berulang, hasil akhirnya jadi lebih padat dan tahan lama.

  • Cocok untuk fashion kreatif: Ideal untuk desain kaus bertema futuristik atau event malam hari.

b. Kekurangan sablon glow in the dark:

  • Tidak tahan cuci mesin: Sablon mudah mengelupas jika dicuci menggunakan mesin cuci secara rutin.

  • Efek glow berkurang seiring waktu: Semakin sering digunakan dan dicuci, kemampuan menyala akan menurun.

  • Biaya produksi cenderung lebih tinggi: Karena membutuhkan bahan tambahan dan pelapisan lebih banyak.

4. Tips penggunaan sablon glow in the dark agar hasil optimal

ilustrasi sablon baju (unsplash.com/Angga Kurniawan)

Menghasilkan sablon glow in the dark yang berkualitas membutuhkan teknik dan pemilihan bahan yang tepat. Tidak hanya soal mencampur tinta dan fosfor, tapi juga memperhatikan dasar warna kaus serta proses pelapisan. Jika tidak dilakukan dengan benar, efek menyala yang diinginkan bisa tidak muncul maksimal.

Tips berikut ini akan membantu kamu dalam mengaplikasikan sablon glow in the dark agar hasilnya lebih tahan lama dan terlihat profesional. Yuk, simak langkah-langkahnya:

  1. Gunakan cat rubber atau plastisol: Cat rubber untuk tinta berbasis air, dan plastisol untuk tinta berbasis minyak.

  2. Campurkan fosfor dengan tinta bening: Hindari tinta berwarna karena bisa menghalangi pigmen fosfor menyala.

  3. Pilih warna dasar terang seperti putih: Warna dasar cerah membantu fosfor memantulkan cahaya lebih maksimal.

  4. Lakukan pelapisan beberapa kali: Agar sablon glow in the dark menyala lebih jelas dan tahan lama.

  5. Gunakan bahan berkualitas: Baik tinta maupun fosfor harus berkualitas tinggi agar hasil sablon awet dan maksimal.

Sablon glow in the dark cocok untuk kamu yang ingin tampil beda dan lebih ekspresif, terutama dalam desain kaus. Meski butuh ketelitian dalam prosesnya, hasil akhirnya akan memberikan efek visual yang memukau. Jadi, jangan ragu bereksperimen dengan teknik sablon yang satu ini!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team