Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
hellboundbloggers.com

Jakarta, IDN Times - Facebook Indonesia hari meresmikan kerja sama program Third Party Fact Checker di Kawasan SCBD, Jakarta Selatan. Ini merupakan program baru Facebook, dan Indonesia berkesempatan menjadi negara pertama di Asia yang menerapkan.

Program ini berjalan dengan adanya kerja sama dengan salah satu media yang sudah memiliki sertifikat dari Poynter Institute, sebuah jaringan pemerikasa fakta internasional yang independen. Program ini dijalankan Facebook sebagai wujud realisasi untuk mendukung literasi digital dan berita yang lebih baik di Indonesia.

“Kita semua memiliki tanggung jawab untuk mengurangi penyebaran berita palsu, untuk itu kami bekerja sama dengan mitra yang sudah bersertifikasi internasional. Kami akan terus berupaya untuk memperbaiki kualitas akurasi informasi di Facebook, dan pada akhirnya mendukung upaya dalam memberdayakan dan menyajikan informasi yang dibutuhkan komunitas kami di Indonesia,” kata News Partnership Lead dari Facebook Indonesia Alice Budisatrijo.

1. Facebook mementingkan kualitas bukan kuantitas

Default Image IDN

Pihak yang menjadi mitra Facebook Indonesia dan berperan sebagai Third Party Fact Checker akan meninjau kembali berita yang ditandai Facebook. Berita tersebut kemudian kembali digali dan diperiksa faktanya dan dinilai akurasinya.

Sedangkan, mitra Facebook menyatakan dalam memulai perannya sebagai Third Party Fact Checker Facebok Indonesia, mereka tidak mementingkan kuantitas dari jumlah berita yang diperiksa keakuratannya. Semua isu dan topik berita akan diperlakukan sama perihal pengecekan akurasi fakta oleh mitra Facebook Indonesia.

“Kami lebih mementingkan kualitas dibanding kuantitas,” ujar pendiri media online ternama Sapto Anggoro yang bekerja sama dengan Facebook Indonesia sebagai Third Party Fact Checker.

Facebook tidak memiliki tuntutan berapa jumlah berita yang harus dicek kebenaran faktanya oleh mitra per harinya. Pihak Facebook menyatakan meski terkesan hanya sedikit berita yang dapat dicek kebenaran faktanya, namun hal tersebut sudah membantu media sosial terbesar itu.

“Karena kami (Facebook Indonesia) juga jadi bisa menemukan situs yang kerap mem-posting berita palsu, jadi bisa ditindaklanjuti,” kata Alice.

2. Masyarakat dapat berperan serta

Default Image IDN

Dengan adanya program ini diharapkan dapat mengurangi jumlah hoax atau berita palsu yang dikonsumsi masyarakat. Selain itu, Facebook Indonesia juga berharap masyarakat tetap bisa mendapatkan informasi berita yang mereka butuhkan dengan fakta yang bisa dipercaya keakuratannya.

Facebook Indonesia juga bekerja sama tidak hanya dengan pihak mitra yang sudah tersertifikat, namun juga dengan para active user. Masyarakat diharapkan dapat membantu melaporkan konten yang dirasa perlu dipertanyakan kebenaran fakta yang diberikan.

“Salah satu cara mengidentifiasi berita palsu adalah laporan masyarakat,” kata Alice.

Masyarakat dapat berpera dengan men-klik tanda tiga titik yang berada di sudut kanan setiap postingan berita. Lalu masyarakat dapat memilih report post.

Setelah itu, jika memang berita dirasa merupakan berita palsu atau diragukan kebenaran fakta yang ada di dalamnya, masyarakat dapat mengklik pilihan: “It’s a fake news story”. Hal ini akan membantu Facebook mengindikasi mana berita yang diragukan kebenarannya, sehingga dapat ditindaklanjuti oleh mitra fact checker.

3. Ini tahap yang dilakukan Facebook Indonesia terhadap berita palsu

Default Image IDN

Ada tiga hal yang dilakukan Facebook Indonesia untuk mengatasi disinformasi yang ada di media sosial itu. Langkah pertama adalah menghapus konten. Konten yang dihapus yang dinilai melanggar standar komunitas.

“Konten-konten yang mengandung hate speech, pornografi, kekerasan dan sebagainya, itu langsung kami hapus,” tutur Alice.

Langkah lain yang juga mungkin dilakukan Facebook Indonesia adalah dengan mengurangi distribusi. Konten berita yang dinilai mengandung unsur berita palsu akan dikurangi jumlah distribusinya di Facebook, sehingga tidak banyak yang akan melihat konten tersebut.

Umumnya, yang dikenai tahap ini adalah konten yang dinilai menganggu dan tidak menyenangkan, namun tidak melenggar standar komunitas dari Facebook Indonesia.

Langkah lain yang diambil Facebook adalah dengan menandai atau memberikan label kepada konten-konten yang oleh Fact Checker sudah dinyatakan sebagai fake news maupun hoax. Active users yang berkemungkinan akan membagikan konten tersebut juga akan diberikan pengingat bahwa konten tersebut merupakan berita palsu.

 

Editorial Team