Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Problematika Penyelenggaraan Haji Indonesia

Ilustrasi jemaah haji Embarkasi Palembang (dok. Kemenag Sumsel)
Intinya sih...
  • Mantan Direktur Bina Bina Haji Kemenag sebut ada problematika penyelenggaraan haji Indonesia.
  • Problematika termasuk ketidakmandirian jemaah, petugas adhoc, dan butuh kerja sama pemangku kepentingan.
  • PPIH perlu membina dan melindungi jemaah, tanggung jawab semua pihak untuk mengurangi problematika.

Jakarta, IDN Times - Mantan Direktur Bina Bina Haji Ditjen Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag), H Khoirizi H Dasir, menyebutkan ada beberapa problematika penyelenggaraan haji Indonesia.

Kendati, Khoirizi mengatakan, permasalahan tersebut dapat diminalisasikan. Salah satu solusinya adalah kerja sama dengan semua pemangku kepentingan. 

1. Ada lima problematika penyelenggaraan haji Indonesia

Mantan Direktur Bina Bina Haji Ditjen Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag), H Khoirizi H Dasir saat mengisi bimtek PPIH gelombag dua di Cipondoh, Banten, Minggu (4/5/2025).(IDN Times/Rochmanudin)

Khoirizi menyebutkan ada lima problematika penyeleggaraan haji di Indonesia yakni ketidakmandirian jemaah, dibatasi ruang dan waktu, dilaksanakan di luar negeri, 
petugas haji bersifat adhoc, dan melibatkan banyak pihak.

"Jemaah Indonesia banyak banget, dari Papua, Jawa Barat, dari berbagai daerah, mereka dari pelosok yang paling dalam. Gak pernah lihat kendaraan, tahu-tahu naik naik pesawat sembilan jam, bawa duit pas-pasan, ditanya katanya udah bayar, itu problematikanya, jemaah tidak mandiri," ujar dia, mencontohkan, dalam acara Bimtek PPIH gelombang kedua di Asrama Haji Cipondoh, Banten, Minggu (4/5/2025).

2. Perlunya kerja sama semua pemangku kepentingan

Calon jemaah haji perempuan di aula serba guna Asrama Haji Pondok Gede. (IDN Times/Santi Dewi)

Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung itu mengatakan untuk mengurangi problematika tersebut, diperlukan kerja sama semua pemangku kepentingan.

"Jemaahnya gak mandiri, petugasnya adhoc. Makanya harus kerja sama, jangan sok tahu. Tapi problematika haji bisa diminamilisir. Semua pihak terlibat. Karena haji itu tugas national," kata dia.

"Haji harus punya integritas, tak hitung-hitungan, kedua profesional, ketiga kerja sesuai ahlinya, ketiga punya inovasi dan terobosan, jangan ngumpet kalau ada jemaah membutuhkan, keempat tanggung jawab jangaan mengkambing hitamkan orang," sambungnya.

3. Petugas harus mampu melayani dengan baik

default-image.png
Default Image IDN

Khoirizi juga mengingatkan Petugas Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) tidak cukup hanya melayani, tetapi harus bisa membina dan melindungi. 

"Jangan melayani saja pak. Salah. Kalau jemaah kesasar yang ngasih tahu siapa? Ngasih tahu itu membina, jadi harus paham. Tidak cukup hanya melayani, tapi harus membina dan melindungi. Itulah tanggung jawab kita," kata dia.

"Waktunya pun ditetapkan, jamnya saja ditetapkan. Coba bayangin ngurusin orang 221 ribu, gak diurusin, bisa jadi ebeg. Beda negara, budaya dan aturannya pun beda," sambungnya.

Jemaah, kata Khoirizi, akan menilai PPIH dari ujung rambut sampai kaki, begitu tidak baik melayani dengan baik, mereka akan berteriak.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us