Ajak Pensiunan TNI Gabung PDIP, Langkah Jokowi Lawan Prabowo?

02 Agu 2018, 14:00 WIB

Sekjen PDIP Hasto Kristyanto (tengah). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Jakarta, IDN Times - PDIP telah menyiapkan para bakal calon legislatif (bacaleg) untuk bertarung di Pemilihan Umum 2019. Tahun ini, ada 14 bacaleg PDIP yang berlatar belakang TNI.

Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto mengakui, para pensiunan TNI itu dipilih sebagai benteng untuk melawan Prabowo di Pilpres 2019. Dengan adanya para purna TNI yang bisa melaju ke Senayan, maka akan juga menguatkan Fraksi PDIP di parlemen.

1. Meski berlatar TNI, purnawirawan sama dengan bacaleg lain

Pixabay

Menurut Utut, pengangkatan para purnawirawan TNI telah disamakan visi dan misi dengan partai. Utut juga menjelaskan, meski ke-14 bacaleg tersebut dari TNI, tetap tidak ada yang dibedakan dengan bacaleg lainnya.

"Kita samakan visi partai, bagaimana dulu dia berkiprah di TNI. Sinergitas antara kesiapan mereka, teman-teman dengan cita-cita partai itu di inherent. Tidak ada yang satu merasa beda," kata Utut di Gedung DPR RI, Kamis (2/7).

2. Purnawirawan TNI untuk menguatkan fraksi di DPR

IDN Times/Kevin Handoko

Saat ditanya apakah ada unsur untuk memberikan tameng kepada Jokowi dalam melawan Prabowo di Pilpres 2019, Utut tak menafiikan adanya pemetaan seperti itu. Namun, kekuatan dari militer tersebut juga untuk menguatkan Fraksi PDIP di parlemen.

"Ada TNI dan Polri. Kalau teman-teman bergabung bisa macam-macam, ada teknis, ada perangnya, ada anggarannya. Bisa di-deploy sesuai komisi di sini," jelas Utut.

Meski begitu, Utut meminta semua pihak tidak perlu khawatir dengan pendukung dari kalangan militer. Menurutnya, itu semua tergantung subjektivitas masing-masing.

"Kalau soal rivalitas dengan teman-teman kubu Prabowo kan namanya orang ada subjektivitas itu bisa A dan ke B, dan wajar saja," terang dia.

3. Tak ada unsur paksaan

ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

Utut menjelaskan, PDIP tidak memaksa para purna untuk bergabung dengan partai berlambang banteng moncong putih itu.

"Kebetulan beliau-beliau sudah purna. Saat purna kita ajak diskusi tantangan NKRI ke depan apa. Tentu ada yang bersepahaman, bergabung dengan kami, tidak ada paksaan. Kebetulan satu visi, dan bangga dan merasa sejalan," tutur Utut.