Jakarta, IDN Times - Kepada Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB) Sutopo tutup usia, Minggu (7/7) di Ghuangzou. Sutopo mengembuskan napas terakhir setelah berjuang menghadapi sakit kanker paru-paru stadium 4B.
Semasa hidupnya, Sutopo aktif dalam media sosial terutama Twitter. Tidak hanya menulis tentang informasi bencana, Sutopo juga sering membuat cuitan yang menggelitik para pengikutnya.
Sudah menjadi tugas Sutopo untuk menginformasikan terkait bencana di Indonesia dan perkembangan kondisi yang berpotensi menimbulkan bencana. Namun, Sutopo tak pernah kehabisan ide untuk membuat informasi penting yang ingin disampaikannya menarik perhatian masyarakat dan tidak menimbulkan ketakutan.
Salah satunya ketika Sutopo membuat cuitan terkait Gunung Sinabung beberapa waktu lalu yang mengalami penurunan status dari level IV ke level 3. Di akhir info yang ditulisnya, Sutopo memberikan komentar yang cukup menarik di tengah situasi menuju Hari Raya Idul Fitri.
“Status Gunung Sinabung diturunkan dari Awas (level IV) menjadi Siaga (level III) terhitung 20/5/2019 pukul 10.00 WIB. Diturunkan oleh PVMBG karena aktivitas vulkanik terus menurun. Di saat harga sembako dan kebutuhan naik menjelang lebaran, status Gunung Sinabung malah turun,” tulis Sutopo di twitternya pada 19 Mei 2019 lalu.
Sosok yang dikenal pantang menyerah dan selalu bersemangat ini ternyata pernah lalai juga saat kuliah. Dalam cuitannya, Sutopo menuliskan penyesalannya saat buku catatan yang dia tulis saat kuliah dulu. Bukannya minta maaf langsung ke orang tua, Sutopo malah menuliskannya di buku catatan. Lucu yaa.
"Pernahkah kamu mengalami patah semangat menyelesaikan skripsi? Lalu mengabaikan skripsi, dan akhirnya insaf untuk menyelesaikan. Saya pernah mengalami itu. Rasa bersalah pada orang tua dan penyesalan itu saya tulis pada block note Mei 1993. Ketemu buku catatan 24 tahun lalu," tulis Sutopo.
Sutopo mengunggah foto dirinya saat menjadi mahasiswa dulu. Dalam unggahan foto tersebut, Sutopo mengaku dirinya sebagai tokoh Dilan dalam film yang cukup viral beberapa waktu lalu.
“Dilan 1991 dari Boyolali. Ketemu foto jadul tahun 1991, saat kuliah semeter 6 di UGM. Tidak punya pacar karena naksir ditolak terus. Akhirnya belajar terus saja.
Hidup itu tak seindah seperti isi film Dilan. Harus belajar keras, tekun, komitmen, pantang menyerah.” tulis Sutopo pada 2 Maret 2019.
Tak hanya menginformasikan bencana yang terjadi di Indonesia, Sutopo juga beberapa kali membuat cuitan yang mendukung kegundahan hati pengikutnya di Twitter saat malam Minggu.
“Malam minggu bingung tidak ada aktivitas? Hujan dan petir sambar menyambar lagi! Coba deh dengerin lagunya Putri Ayu, Lea Simanjuntak, Raisa. Time to Say Goodbye sungguh indah. Tidak usah dimengerti isi liriknya nanti malah malam minggu tidak indah. Cukup nikmati lagunya.”
Sutopo juga sempat membuat cuitan lirik lagu "zaman dulu" lho untuk mendukung kegalauan di tengah-tengah suasana malam Minggu kelabu.
“Malam minggu hujan gerimis, kilat berkelap kelip di langit.
Sayup-sayup dengar suara lagu Koes Plus,
"Sabtu malam kusendiri
Tiada teman kunanti
Di sekitar kulihat dia
Tiada seindah dulu
Mungkinkah ini berakhir
Aku tlah patah hati
Walaupun kuberkata bukan
Bukan itu..Meeong..” tulis Sutopo dalam akun twitternya.