Rekor Baru! Kematian akibat COVID-19 Nambah 139 Kasus, 70 di Jateng

Total kasus kematian COVID-19 4.459

Jakarta, IDN Times - Satuan Tugas COVID-19 hari ini, Rabu (22/7/2020), merilis laporan terkini terkait perkembangan kasus COVID-19 di Tanah Air. Ternyata terdapat lonjakan 139 kasus kematian COVID-19 dalam data 24 jam terakhir. Dengan demikian, jumlah pasien positif COVID-19 yang meninggal dunia 4.459 kasus. 

Ini menjadi angka kematian tertinggi di Indonesia sejauh ini. Sebelumnya, pada 19 Juli 2020, angka kematian sempat memuncak hingga 127 kasus. Angka tersebut menjadi rekor tertinggi hingga akhirnya dipecahkan dengan rekor baru hari ini.

Jawa Tengah menjadi provinsi dengan penambahan angka kematian COVID-19 terbanyak dengan 70 kasus. Disusul dengan Jawa Timur 35 kasus dan Sumatra Utara 7 kasus.

1. Angka sembuh COVID-19 bertambah 1.789 hari ini

Rekor Baru! Kematian akibat COVID-19 Nambah 139 Kasus, 70 di JatengIlustrasi. Pemakaman korban COVID-19 (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Satgas Penanganan COVID-19 juga melaporkan adanya penambahan kasus sembuh COVID-19 baru yaitu, 1.789. Dengan demikian total kasus sembuh telah mencapai 50.225.

Jawa Timur menjadi provinsi dengan kasus sembuh baru terbanyak yaitu, 395. Disusul dengan DKI Jakarta 368 kasus dan Sulawesi Selatan 270 kasus.

Dengan demikian, jumlah kasus sembuh tersebut mencapai 54,7 persen dari kasus positif COVID-19 di Indonesia yang mencapai 91.751.

Baca Juga: Virus COVID-19 Menular Lewat Udara, Ketua Tim Pakar COVID-19 Tanya WHO

2. Telah terbukti, COVID-19 menular melalui airborne

Rekor Baru! Kematian akibat COVID-19 Nambah 139 Kasus, 70 di JatengFacebook.com/PROKOMPIM

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengungkapkan penyebaran virus COVID-19 dapat melalui udara dan hal itu melalui bukan suatu temuan baru. Bahkan, Amin sudah mencurigai sejak awal kemunculan COVID-19.

"Jika ada droplet kemudian ada aliran udara yang cukup kuat (virus COVID-19) bisa terbawa angin dan terbang karena volumenya jadi lebih kecil, relatif ringan karena kadar airnya berkurang," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa 7 Juli 2020.

Amin menerangkan virus COVID-19 bisa keluar bersama droplet (cairan) yang dihasilkan ketika bersin atau batuk. Droplet yang menempel pada benda-benda yang tersentuh orang lain bisa menularkan virus-virus tersebut.

Namun, sebagian virus menyebar lewat udara (airborne) saat droplet berubah menjadi partikel yang lebih kecil dan mudah menyebar di udara.

"Sebagian besar memang menular melalui droplet, tapi dalam situasi tertentu bisa. Seperti di rumah sakit saat dilakukan prosedur pemasangan ventilator, pengisapan lendir, atau terapi nebulizer," jelasnya.

Bahkan menurut Amin, sudah ada bukti dari pengamatan bahwa virus COVID-19 menular melalui airbone. Dia mencontohkan kasus di suatu restoran yang tertutup, misal pengunjung di meja yang bersin maka virus bisa saja satu ruangan kena.

"Ini juga bisa terjadi di ruang kerja, di perkantoran dengan AC split serta tertutup maka droplet bisa terembus udara dan hanya berputar satu ruangan," imbuhnya.

3. Kasus positif COVID-19 di dunia mencapai 15,1 juta orang

Rekor Baru! Kematian akibat COVID-19 Nambah 139 Kasus, 70 di JatengIlustrasi suasana pandemik covid-19 di El Salvador, Amerika (ANTARA FOTO/REUTERS/Jose Cabezas)

Mengutip situs worldometers.info, hingga 22 Juli 2020 pukul 15.25 WIB, secara global terdapat 15.107.948 orang terpapar virus corona. Kasus terbanyak masih berada di Amerika Serikat dengan 4.028.733 kasus.

Dari 15,1 juta kasus itu, 619.817 di antaranya meninggal dunia. Sementara pasien yang sembuh mencapai 9.128.335 orang.

Baca Juga: [LINIMASA] Perkembangan Terbaru Vaksin COVID-19 di Dunia

4. Pengertian dan gejala-gejala COVID-19

Rekor Baru! Kematian akibat COVID-19 Nambah 139 Kasus, 70 di JatengRapid test di Terminal Domestik Bandara Ngurah Rai (Dok.IDN Times/Humas Bandara Ngurah Rai)

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama Virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Virus ini telah menyebar ke wilayah lain di Tiongkok dan ratusan negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang mampu membunuh Virus Corona. Kendati, persentase kesembuhan COVID-19 cukup tinggi. Di beberapa negara seperti Vietnam angka kesembuhannya mencapai 100 persen. Bahkan, beberapa pakar kesehatan menyebut COVID-19 bisa sembuh sendiri jika imun penderitanya bagus.

Sebaliknya, rata-rata angka kematian akibat corona berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per Selasa 17 Maret 2020, sebesar 4,07 persen. Sementara di Indonesia, hingga Kamis 19 Maret 2020 mencapai 8,37 persen.

Bagaimana gejala virus corona? Infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Tapi dalam beberapa kasus, pasien positif Corona tak menunjukkan gejala khusus.

Hari pertama, penderita virus corona mengalami demam atau suhu tinggi, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil diare atau mual beberapa hari sebelumnya. Ada juga yang hilang penciuman. Hari kelima, penderita kesulitan bernapas, terutama penderita lansia atau mereka yang memiliki penyakit kronis.

Hari ketujuh, menurut penelitian Universitas Wuhan, gejala yang dialami penderita mulai semakin parah. Penderita biasanya perlu dirawat di rumah sakit. Hari kedelapan, penderita dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut. Paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernapas hingga menyebabkan gagal napas.

Hari ke-10, penderita dengan kasus ringan mengalami sakit perut dan kehilangan napsu makan. Hanya sebagian penderita yang meninggal dunia. Hari ke-17, rata-rata penderita sembuh dari virus corona dan keluar dari rumah sakit.

Bagaimana mencegah virus corona? Sering Mencuci tangan pakai sabun, menggunakan masker, mengonsumsi gizi seimbang, hati-hati kontak dengan hewan, cukup istirahat dan olahraga, jangan konsumsi daging mentah, bila batuk, pilek, dan sesak segera ke fasilitas kesehatan.

Jika membutuhkan beberapa nomor telepon terkait virus corona, kamu bisa menghubungi beberapa nomor penting ini, yakni Hotline kemenkes (+62 812 1212 3119, 119 ext 9, (021) 521 0411), atau mengunjungi beberapa situs terkait virus corona antara lain kemkes.go.id, arcgis.org, jakarta.go.id, healthmap.org, jabarprov.go.id, cdc.gov, jhu.edu. Kamu juga bisa mengunjungi web resmi pemerintah daerah untuk mencari informasi terkait perkembangan virus corona di daerah kamu tinggal.

Baca Juga: [LINIMASA-3] Perkembangan Terkini Pandemik COVID-19 di Indonesia

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya