Suka Duka Umrah saat Pandemik COVID-19, Tes Swab Hingga 4 Kali

Tes swab corona di Saudi sangat berbeda dengan di Indonesia

Jakarta, IDN Times - Sebanyak 277 jemaah Indonesia berangkat ke Tanah Suci, Makkah, Arab Saudi untuk menjalankan ibadah umrah, 1 November 2020 lalu. Keberangkatan ini merupakan gelombang pertama jemaah umrah di masa pandemik COVID-19.

Walaupun menjadi angin segar bagi jemaah Indonesia yang telah menunggu delapan bulan lamanya, hingga Pemerintah Arab Saudi membuka kembali pintu untuk jemaah umrah, suka duka ibadah umrah di tengah pandemik COVID-19 tidak dapat dipungkiri.

CEO Almultazam Group sekaligus Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI), Rizky Sembada, dalam wawancara khusus dengan IDN Times, membagikan kisahnya saat menjalankan umrah di tengah pandemik. 

Baca Juga: Jemaah Umrah Kena Corona, Kemenag Soroti Validitas Tes PCR di Bandara

1. Persiapan ikut umrah perdana di tengah pandemik COVID-19

Suka Duka Umrah saat Pandemik COVID-19, Tes Swab Hingga 4 KaliJusuf Kalla bersama rombongan melakukan Ibadah Umrah di tengah pandemik COVID-19 (Dok. DMI)

Rizky bercerita, ibadah umrah di masa pandemik COVID-19 sangat berbeda dengan umrah di masa normal. Di masa COVID-19, Pemerintah Arab Saudi membuka kuota untuk jemaah umrah Indonesia pada 31 Oktober 2020 pukul 24.00 WIB.

"Tepatnya, informasi pembukaan umrah sampai kepada saya pada 1 November 2020 pukul 08.00 WIB. Sehingga saya tidak ada persiapan terkait hal tersebut. Sesegera mungkin, saya mempersiapkan tiket pesawat Solo-Jakarta beserta hasil tes PCR untuk penerbangan tersebut," ungkap Rizky.

"Saya diharuskan tiba di Jakarta paling lambat pada 1 November 2020 pukul 20.00 WIB," lanjutnya. 

2. Proses pembuatan visa baru dibuka setelah hasil tes PCR jemaah keluar

Suka Duka Umrah saat Pandemik COVID-19, Tes Swab Hingga 4 KaliUmrah di Tengah Pandemik COVID-19 (Dok. AMPHURI)

Saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Rizky bersama rombongan jemaah umrah perdana belum memiliki tiket pesawat untuk ke Saudi, hasil PCR untuk perjalanan ke luar negeri,  dan juga visa. Proses pembuatan visa baru dibuka setelah hasil PCR jemaah keluar.

Para jemaah rencananya berangkat dengan menggunakan maskapai Saudi Arabia pada pukul 22.45 WIB. Namun karena hasil tes PCR jemaah belum kunjung keluar semua, pesawat pun delay selama dua jam. Walaupun demikian, sebanyak 80 jemaah terpaksa menunda keberangkatannya karena hasil tes PCR belum kunjung keluar.

"Sehingga, total jumlah jemaah yang berhasil berangkat yaitu 277 orang. Saat berada di pesawat, para jemaah langsung diberikan goodie bag yang di dalamnya terdapat masker, hand sanitizer, tisu basah, dan tisu kering," ungkap Rizky.

3. Protokol kesehatan di Bandara Jeddah super ketat, jika salah pakai masker didenda Rp2 juta

Suka Duka Umrah saat Pandemik COVID-19, Tes Swab Hingga 4 KaliJemaah Umrah yang kembali melaksanakan Umrah Perdana di Makkah dalam Pandemik COVID-19 (Dok. KJRI Jeddah/Fauzy Chusny)

Tiba di Bandara Jeddah, Arab Saudi, penerapan protokol kesehatan terasa sangat ketat. Saat turun dari pesawat, jarak diatur dan harus menggunakan masker. Bila seorang jemaah ketahuan tidak memakai masker dengan baik dan benar, didenda 500 riyal atau sekitar Rp2 juta.

Jalur-jalur saat berada di bandara pun sangat teratur, hal itu untuk menghindari antrean panjang jemaah. Para jemaah juga dijaga oleh tentara-tentara Saudi secara ketat. Barang-barang milik jemaah disemprot disinfektan terlebih dahulu.

Kedatangan jemaah umrah perdana Indonesia saat itu disambut langsung oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Konsul Haji Republik Indonesia, dan Konjen RI Jeddah.

4. Tes swab untuk pemeriksaan COVID-19 di Arab Saudi sangat berbeda dengan di Indonesia

Suka Duka Umrah saat Pandemik COVID-19, Tes Swab Hingga 4 KaliUmrah di Tengah Pandemik COVID-19 (Dok. AMPHURI)

Selanjutnya, jemaah diminta untuk masuk secara tertib ke dalam bus. Bus dengan fasilitas VIP tersebut berkapasitas 50 orang, tetapi hanya boleh diisi oleh 18-20 orang saja. Saat berada di bus, jemaah kembali diberikan boks berisikan masker, hand sanitizer, tisu basah, dan tisu kering.

Saat sampai di hotel Makkah, barang-barang jemaah langsung disterilisasi dengan semprotan disinfektan. Jemaah juga tidak boleh memegang barang-barang tersebut, karena jemaah langsung diminta untuk ke kamar masing-masing.

Jemaah menjalankan karantina di hotel selama tiga hari. Di setiap lorong dan lift terdapat petugas dinas kesehatan yang berjaga-jaga. Jemaah sama sekali tidak diperkenankan keluar dari kamar selama masa karantina.

Setelah tiga hari, pihak Kementerian Kesehatan Saudi melakukan tes swab PCR kepada semua jemaah. Swab yang dilakukan sangat berbeda dengan di Indonesia.

Di Indonesia, swab terdiri dari dua langkah, hidung dan mulut. Tapi di Saudi, swab dilakukan sekali dari hidung yang didorong hingga tenggorokan.

"Tes swab tersebut mengerikan, ada jemaah yang hingga keluar darah, ada juga yang sampai muntah. Namun saya bersyukur diberikan kekuatan dan bisa menjalaninya," ujar Rizky.

Usai tes PCR, tiga jemaah Indonesia dinyatakan positif COVID-19. Mereka pun diminta untuk kembali melakukan karantina dan mendapatkan penanganan langsung dari Saudi.

5. Total jemaah umrah Indonesia menjalani 4 kali tes swab PCR

Suka Duka Umrah saat Pandemik COVID-19, Tes Swab Hingga 4 KaliJusuf Kalla bersama rombongan melakukan Ibadah Umrah di tengah pandemik COVID-19 (Dok. DMI)

Bagi jemaah yang negatif COVID-19, diperbolehkan untuk langsung melaksanakan ibadah umrah. Usai menjalankan umrah, jemaah Indonesia kembali diminta menjalani tes swab PCR.

Tes tersebut untuk mengantisipasi penularan COVID-19 pada jemaah yang tidak mengikuti protokol kesehatan. Hasilnya, terdapat 10 jemaah umrah yang dinyatakan positif COVID-19, sehingga total jemaah Indonesia yang positif menjadi 13 orang.

Bertambahnya jumlah jemaah yang terpapar SARS-CoV-2 membuat Pemerintah Saudi kembali mengarantina seluruh jemaah umrah Indonesia selama tiga hari.

"Rombongan umrah saya dijadwalkan pulang ke Tanah Air pada 11 November 2020. Namun, pada 10 November 2020 malam seluruh jemaah kembali dites swab PCR," kata Rizky.

Beruntungnya, seluruh jemaah dinyatakan negatif COVID-19, sehingga sebelum pulang ke Indonesia, jemaah diperbolehkan melakukan salat zuhur di Masjidil Haram. Namun tetap dengan pengawasan dan pengawalan yang ketat.

Secara total, jemaah umrah Indonesia melewati empat tes swab PCR. Pertama di Indonesia saat keberangkatan dan tiga lainnya saat berada di Saudi. Namun, untuk tes swab PCR di Saudi semua biaya ditanggung, dan jemaah tidak perlu mengeluarkan uang pribadi untuk itu.

6. Saat tiba kembali di Tanah Air, jemaah harus menjalani karantina lagi

Suka Duka Umrah saat Pandemik COVID-19, Tes Swab Hingga 4 KaliJemaah Umrah yang kembali melaksanakan Umrah Perdana di Makkah dalam Pandemik COVID-19 (Dok. KJRI Jeddah/Fauzy Chusny)

Sebenarnya, kata Rizky, beberapa jemaah dari rombongannya pulang terlebih dahulu pada 10 November 2020. Saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, hasil tes PCR yang mereka lakukan di Arab Saudi tidak diakui oleh KPP Bandara. Sehingga mereka harus menjalani karantina sampai hasil tes PCR di Tanah Air keluar.

"Tentu, kabar tersebut membuat saya berkompromi dengan Konsul Haji Republik Indonesia. Alhamdulillah, rombongan yang pulang ke Tanah Air pada 11 November 2020 tidak perlu melalui tes swab PCR ulang. Akan tetapi KKP Bandara tetap mengimbau jemaah untuk karantina mandiri," ucap Rizky.

Baca Juga: Alhamdulilah! Sempat Ditutup, Saudi Buka Lagi Akses Umrah untuk WNI 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya