Semarakkan Hari Konservasi Alam Nasional, BKSDA Jakarta Lakukan Ini
Sejumlah kegiatan dilakukan dalam rangka HKAN
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times -- Bertepatan dengan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) pada 10 Agustus 2023, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta bersama Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu memperingatinya dengan mengadakan beberapa kegiatan konservasi bersama mitra terkait di Suaka Margasatwa Pulau Rambut (10/08/2023).
Peringatan HKAN ini merupakan upaya memasyarakatkan konservasi secara nasional sebagai sikap hidup dan budaya bangsa. HKAN juga menjaga semangat kesinambungan konservasi alam sebagai upaya perlindungan sumber daya alam dan ekosistemnya sebagai penyangga kehidupan.
Mengangkat tema “Hapungkal Himba Kalingu” yang berarti “Jiwa yang Damai dalam Harmoni Rimba Belantara”, peringatan HKAN Tahun 2023 di Suaka Margasatwa Pulau Rambut mengingatkan kembali pada warga Ibu Kota Jakarta bahwa di tengah hiruk-pikuk kota yang tak pernah mati ini, masih ada oase-oase hijau yang memiliki fungsi dan peranan penting bagi penyangga kehidupan manusia serta mampu menghadirkan kedamaian dalam jiwa.
Tak hanya itu, hutan di Jakarta mengembalikan kita semua pada filosofi bahwa manusia tak bisa hidup tanpa alam dan harmoni antara manusia dan alam hanya tercipta bila kita saling menjaga.
Baca Juga: KLHK Gelar Rapat Kerja Pembangunan LHK Ekoregion Papua
1. Pelepasliaran 150 ekor tukik penyu sisik dan penanaman 250 bibit mangrove
Dalam peringatan HKAN di Suaka Margasatwa Pulau Rambut ini, prinsip saling menjaga diwujudkan dalam berbagai aksi nyata yaitu: pelepasliaran 150 ekor tukik penyu sisik (Eretmochelys imbricata) sebagai upaya peningkatan populasi penyu sisik di perairan Kepulauan Seribu; dan Penanaman 250 bibit mangrove dengan sistem bedeng berjarak (modifikasi metode rumpun berjarak) untuk meningkatkan tutupan vegetasi mangrove sebagai bagian dari pemulihan ekosistem yang telah dilakukan Balai KSDA Jakarta dan mitra yang memiliki kepedulian terhadap kelestarian hutan mangrove di kawasan ini.
Selain itu, juga dilakukan kegiatan pengendalian sampah anorganik untuk mengurangi volume akumulasi sampah laut yang berpotensi menganggu pertumbuhan mangrove dan aktivitas pendaratan penyu sisik. Kegiatan ini menghasilkan 360 karung sampah yang terdiri atas 230 karung styrofoam, 90 karung karet, dan 40 karung sampah plastik serta kaca;
Baca Juga: Dorong Dunia Usaha Kembangkan Inovasi Lingkungan, KLHK Gelar ENSIA