TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PMI: Jelang Lebaran Mobilitas Pusat Perbelanjaan di 29 Provinsi Naik

Awas, jangan sampai terpapar dari klaster belanja lebaran ya

Pasar Tanah Abang. (IDN Times/M. Firza Bewanti)

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia (PMI) Sudirman Said mengaku khawatir dengan banyaknya kerumunan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H. Khususnya di pusat-pusat perbelanjaan, baik pasar maupun mal yang tidak menerapkan protokol kesehatan bagi pengunjungnya.

Kerumunan di pasar Tanah Abang yang sempat viral karena disesaki 100 ribu pengunjung jelang Lebaran, bukanlah satu-satunya fenomena di tengah pandemik COVID-19 yang masih mengancam. Kerumunan warga di pusat perbelanjaan juga terjadi sejumlah provinsi lain.

Baca Juga: Tanah Abang Membeludak, Wakil Ketua DPRD DKI: Kafe dan Mal Juga!

1. Peningkatan mobilitas jelang Lebaran terjadi di 29 provinsi

Kerumunan di Kesawan City Walk berpotensi menjadi klaster baru penularan COVID-19 di Kota Medan. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Hari Raya Idul Fitri yang identik dengan pakaian baru sebagai tanda kembali suci dan menjadi ajang silaturahmi antar-sanak saudara, membuat pusat perbelanjaan dipadati pengunjung yang ingin membeli perlengkapan untuk Lebaran. Sayangnya, banyak yang tak sadar bahaya COVID-19 masih mengancam.

"Dari 34 provinsi yang ada di Indonesia, 29 di antaranya mengalami kenaikan mobilitas warga menuju pusat-pusat perbelanjaan dalam seminggu terakhir. Persentase rata-rata kenaikan mobilitas ini mencapai 14,82 persen meski di tengah kondisi waspada penyebaran virus corona," ujar Sudirman Said dalam konferensi pers yang diselenggarakan Palang Merah Indonesia (PMI) dengan tajuk "Jangan Lengah, COVID-19 Belum Musnah!" pada Selasa (11/5/2021).

Sementara, mobilitas ke pusat perbelanjaan tertinggi yang terekam berada di Provinsi Maluku Utara, dengan persentase 50,57 persen. Meski belum terekam lonjakan kasus positif, PMI mengaku khawatir pada kondisi ini. Kekhawatiran juga datang dari banyaknya pemudik yang nekat pulang kampung, meski larangan mudik pemerintah sudah diberlakukan.

2. Klaster-klaster yang muncul belakangan ini

Penumpang KA diberi edukasi pencegahan penularan virus corona. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Kenaikan kasus positif di klaster perkantoran tentu kian membuat khawatir. Klaster dari satu kejadian kesehatan yang sama (dalam hal ini adalah penularan virus corona) di Indonesia belakangan ini kian bertambah. Sebelumnya orang pertama yang tertular COVID-19 di Indonesia berasal dari klaster dansa, kemudian seiring penularannya munculah klaster-klaster lainnya.

Klaster yang belakangan ini sering muncul adalah klaster jemaah tarawih yakni orang-orang yang tertular virus saat sedang beribadah salat tarawih di masjid. Kemudian klaster keluarga, klaster pemukiman hingga klaster pasar.

Baca Juga: Penularan COVID-19 di Depok Masih Tinggi, Hati-hati Klaster Lebaran!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya