TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Berapa Lama Sebuah Vaksin Dapat Ditemukan? Ini Penjelasan Bio Farma

Perlu sharing informasi agar pembuatan vaksin lebih cepat

Pasien virus corona di Wuhan, Tiongkok. (ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS)

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menjelaskan, rentang waktu proses pembuatan vaksin adalah 10 tahun sampai 15 tahun dari awal mula sebuah penyakit ditemukan. Pembuatan tersebut diawali dengan dilemahkannya gen virus atau penyakit, lalu dikembangbiakan untuk menjadi vaksin.

"Kalau kita melihat ke beberapa pengalaman vaksin terdahulu yang telah dibuat, kalau kita bicara proses dari nol mulai dari virusnya itu diketemukan kemudian berusaha dilemahkan, lalu kita kembangbiakan dan menjadi vaksin itu dari 10 hingga 15 tahun," jelasnya melalui live streaming Instagram IDN Times dalam acara Ngobrol Seru pada, Jumat (8/5).

Baca Juga: Pembuatan Vaksin COVID-19 Menelan Dana Rp10 Miliar

1. Namun, pembuatan vaksin bisa dilakukan dengan waktu lebih singkat karena adanya teknologi biofarmasetik

Alat PCR di RS Pertamina Balikpapan (IDN Times/Hilmansyah)

Namun, lanjutnya, pembuatan vaksin bisa dilakukan dengan waktu lebih singkat dengan adanya perkembangan teknologi biofarmasetik. Misalnya saja, dalam pembuatan vaksin COVID-19, beberapa lembaga penelitian saat ini sudah menempuh tahap satu dan menuju tahap dua.

"Sebagai contoh, teman-teman sudah dengar sendiri beberapa lembaga penelitian sudah melakukan uji klinis tahap 1 dan mau tahap 2 terhadap vaksin (COVID-19) yang akan dicobakan ke manusia. Artinya ini sangat cepat tadinya 10 sampai 15 tahun, ini kurang 1 tahun bisa ketemu dan bisa dilakukan tes kepada manusia," jelasnya.

2. Kolaborasi juga harus dilakukan untuk mempersingkat durasi pembuatan vaksin

Rapat covid-19 di Kantor Wali Kota Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Selain teknologi biofarmasetik, kolaborasi dalam pembuatan sebuah vaksin juga penting. Kolaborasi bisa dilakukan oleh lembaga penelitian hingga negara-negara di dunia. Sharing informasi adalah hal yang sangat penting untuk penelitian pembuatan vaksin.

"(Misalnya), kita melakukan sharing informasi, teknologi, bisa kita adopt dan bisa dilakukan di Indonesia," tuturnya.

Baca Juga: Jokowi: Sebelum Ada Vaksin, Kita Harus Hidup Berdamai dengan COVID-19

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya