Cegah COVID-19, Kemenag Susun Protokol Kesehatan Bagi Pesantren
Pesantren rentan jadi tempat penularan COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam bersama Direktorat Promosi Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan sedang menyusun protokol kesehatan yang bisa diterapkan di pondok pesantren pada Kamis (28/5). Penyusunan protokol kesehatan ini untuk menyikapi tahun ajaran baru di pondok pesantren yang biasanya dimulai pada bulan Syawal. Plt. Direktur PD Pontren, Imam Safe’I, mengatakan penyusunan protokol kesehatan itu agar semua keluarga besar pondok pesantren terhindar dari wabah COVID-19.
"Protokol kesehatan bagi pesantren ini sangat penting mengingat kondisi pesantren yang sangat rentan dengan persebaran virus ini," ujar Imam melalui keterangan tertulis yang diterima IDN Times pada Jumat (29/5).
Lalu, bagaimana protokol kesehatan yang diterapkan untuk belajar di pesantren?
Baca Juga: Ada Wacana Pengaktifan, Pondok Pesantren di Sleman Masih Tunggu Arahan
1. Jumlah fasilitas di pesantren dengan santri tidak sebanding sehingga bisa memicu penyebaran virus corona
Imam menjelaskan salah satu hal yang bisa memicu penyebaran virus corona di pesantren meningkat yakni karena jumlah fasilitas di pesantren tak sebanding dengan jumlah santri. Padahal, seharusnya memasuki normal baru, masing-masing santri diberi satu fasilitas khusus yang menjadi miliknya. Seperti kamar tempat mereka tidur tak boleh terlalu padat.
Dengan demikian, penyusunan protokol kesehatan itu sebagai langkah preventif.
“Ini semata-mata untuk kebaikan pesantren dan kita semua,” terang Imam di Jakarta pada Kamis kemarin.
Selain itu, fasilitas MCK di pesantren juga disebutnya masih sangat kurang. “Bagi santri, semua tempat di pesantren bisa digunakan sebagai tempat tidur karena kamar-kamar yang ada memang tidak memadai. Ada yang di masjid, musala, perpustakaan, dan lainnya,” tutur dia lagi.
Baca Juga: Ciri-ciri Hidden Carrier Virus Corona, Tampak Sehat tapi Membawa Virus