TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sejarah Panjang Ekspedisi Komodo, Satwa Purba dari 40 Juta Tahun Lalu

Komodo ditemukan pada 1910 oleh penjelajah Belanda

Ilustrasi Komodo (IDN Times/Aryodamar)

Jakarta, IDN Times - Akhir-akhir ini komodo menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Gara-garanya setelah sebuah foto komodo berdiri di depan sebuah truk proyek di kawasan Lembah Loh Buaya, Pulau Rinca, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur viral di media sosial.

Seperti dikutip dari ANTARA, komodo yang memiliki nama lain varanus komodoensis memang tidak hanya hidup dan berkembang biak di Pulau Komodo, tetapi juga di Pulau Rinca, Gli Motang, dan beberapa pulau kecil lainnya di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) serta daratan Pulau Flores.

Baca Juga: 1.000 Komodo TNK Dipasangi Chip untuk Monitoring

1. Pada 1921 karya ilmiah tentang komodo disebarluaskan

Ilustrasi Komodo (IDN Times/Aryodamar)

Komodo termasuk binatang purba yang sudah diakui dunia. Binatang berkaki empat ini pertama kali ditemukan oleh seorang penjelajah asal Belanda bernama JKH Van Steyn pada 1910 di Pulau Komodo.

Kemudian, Van Steyn mulai mempublikasikan dan menyebarluaskan pulau "buaya" itu ke seluruh dunia melalui hasil jepretannya.

Kabar itu pun sampai kepada Direktur Museum Zoologo Bogor, PA Ownes. Pada 1912, PA Ownes menulis karya ilmiah tentang hasil dokumentasi komodo yang disebarluaskan oleh penjelajah Belanda tersebut.

Jurnal ilmiah itu berjudul "On a Large Varanus Species from an Island of Komodo". Jurnal itu menjadi bagian dari dokumen perpustakaan di The New York Botanical Garden.

2. Tiga komodo yang diawetkan dipamerkan di Museum Sejarah Alam Amerika

Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (IDN Times/Aryodamar)

Melalui jurnal ilmiah PA Ownes, keberadaan komodo semakin mendunia. Pada 1926 seorang penjelajah bernama W Douglas Burden melakukan ekspedisi untuk menemukan pulau "buaya" tersebut.

Dari hasil penjelajahannya, W Douglas Burden membawa 12 ekor komodo yang diawetkan dan dua lainnya masih dalam keadaan hidup. Tiga dari 12 komodo yang diawetkan akhirnya dipamerkan di Museum Sejarah Alam Amerika. Douglas adalah sosok yang mempopulerkan sebutan Komodo Dragon untuk komodo.

3. Keluarga Auffenberg lakukan ekspedisi 11 bulan di Pulau Komodo

Komodo di Pulau Komodo. IDN Times/Hana Adi Perdana

Pada 1960 ekspedisi jangka panjang kembali direncanakan. Kali ini dilakukan oleh keluarga Auffenberg. Keluarga tersebut tinggal di Pulau Komodo selama 11 bulan.

Selama ekspedisi, Walter Auffenberg bersama asistennya menangkap dan menandai lebih dari 50 komodo. Hasil ekspedisi Auffenberg dinilai sangat berpengaruh dalam meningkatkan populasi komodo di penangkaran.

4. Komodo berevolusi di Australia sebelum menyebar di Indonesia

Ilustrasi Komodo (IDN Times/Aryodamar)

Auffenberg melakukan penelitian dengan dibantu ahli biologi bernama Claudio Ciofi dan berhasil menjelaskan sifat dari komodo. Penelitian itu menyebutkan, perkembangan evolusi komodo dimulai dari 40 juta tahun yang lalu. Satwa liar tersebut konon memang berasal dari Asia dan bermigrasi ke Australia.

Konon, sekitar 15 juta tahun yang lalu, Australia dan Asia Tenggara mengalami perpecahan. Sehingga kondisi itu memungkinkan komodo untuk kembali ke tempat asalnya yaitu Asia Tenggara, tepatnya di Indonesia bagian timur.

Hal itu dibuktikan dengan temuan fosil di Queensland, Australia. Fosil itu menunjukkan bahwa komodo benar-benar berevolusi di Australia sebelum menyebar di Indonesia.

Baca Juga: Pembangunan Komodo Diklaim Sudah Direstui, Begini Isi Surat UNESCO

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya