TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tolak Hukuman Mati Koruptor, Setara Institute: Itu Langgar Hak Hidup

Pemerintah diminta fokus memperbaiki sistem penegakan hukum

Direktur Eksekutif SETARA Institute for Democracy and Peace Ismail Hasani (IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya)

Jakarta, IDN Times - Direktur Eksekutif Setara Institute for Democracy and Peace Ismail Hasani mengatakan, hukuman mati terhadap koruptor adalah sebuah tindakan pelanggaran hak hidup. Hak hidup menurut dia adalah hak dasar yang hanya bisa diambil Tuhan.

"Itu adalah hak yang tidak bisa ditunda pemenuhannya. Jadi tidak bisa ditawar. Hak hidup itu hanya bisa dicabut oleh Tuhan yang memberi kita nyawa," kata Ismail saat ditemui usai konferensi pers Janji yang Tertunda, Kinerja Pemajuan HAM Jokowi Periode Pertama di Jalan Cikini Raya, Jakarta, Selasa (10/12).

Baca Juga: Hukuman Mati Pengedar Narkoba Dinilai Tidak Sesuai Prinsip HAM?

1. Pemerintah harus fokus memperbaiki sistem penegakan hukum

(Ilustrasi gedung KPK) IDN Times/Santi Dewi

Ismail lebih menekankan kepada cara penegakkan hukum yang saat ini masih buruk dalam pemberantasan korupsi. Sehingga pemerintah harus lebih fokus memperbaiki hal tersebut.

"Bagaimana pola criminal justice system kita, apakah memberikan efek jera atau tidak. Ini kan gak. Orang sudah dihukum lima tahun lalu kemudian dikorting-korting dan sebagainya," ujar dia.

2. Hukuman mati bukan jawaban untuk memberantas korupsi

(Ilustrasi gedung KPK) ANTARA FOTO

Ismail menyebutkan hukuman mati bukan sebuah jawaban untuk pemberantasan korupsi. Namun penegakkan hukum yang adil dan sungguh-sungguh adalah kuncinya.

"Hukuman mati bukan jawaban mengatasi korupsi dan mengatasi narkoba, tetapi penegakan hukum yang adil dan sungguh-sungguh, kita bisa periksa bagaimana main mata aktor-aktor, oknum-oknum pemerintah dalam isu narkoba saya kira. Kita semua bisa melihat itu," kata dia.

Baca Juga: Dilema Hukuman Mati di Indonesia : Perampasan HAM atau Ketegasan?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya