Keluarga DPO Judi yang Tewas Gandeng 8 Pengacara
DS tertembak di kepala saat penggerebekan di Solok Selatan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Padang, IDN Times - Keluarga DS yang menjadi korban penembakan oleh oknum polisi Kepolisian Resor Solok Selatan, Sumatra barat (Sumbar) pada Rabu (27/1/2021) lalu, menggandeng delapan pengacara dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pergerakan Indonesia.
DS merupakan tersangka kasus judi yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Namun ia tewas tertembak saat penggerebekan oleh aparat. Menurut pengacara keluarga DS, ia ditembak di bagian kepala di depan Istri dan anaknya.
“Delapan pengacara dari LBH Pergerakan Indonesia termasuk saya akan mendampingi keluarga DS menuntut keadilan. Kita lihat perkembangan di daerah dulu. Polda sudah turun tangan memeriksa pelaku. Jika tidak dijerat dengan ancaman pidana pembunuhan, kita akan melapor ke Jakarta. Kita akan langsung lapor ke Kapolri, Menko Polhukam, Kompolnas, dan Komnas HAM,” kata Guntur Abdurrahman, salah satu pengacara keluarga DS.
Baca Juga: Ratusan Warga Serang Mapolsek Sungai Pagu di Sumatra Barat
1. DS ditembak dari belakang
Guntur menjelaskan, DS mengalami luka tembak dui bagian kepala saat berusaha melarikan diri dari pintu belakang. Penembakan dilakukan di kediamannya dan di hadapan anak-anak dan istrinya.
Menurut Guntur, perbuatan yang dilakukan aparat kepolisian saat penggerebekan tidak dapat dibenarkan dari segi apa pun. Mereka mendesak kepolisian secara profesional menegakan hukum, dan menindak tegas pelaku sesuai ketentuan hukum pidana.
“Polisi dengan dua mobil, mendatangi rumah mencari korban. Ketika itu, istri korban langsung bertemu dengan polisi bersama beberapa orang. Tapi polisi tidak menggunakan seragam, tidak memperlihatkan surat tugas dan tanda pengenal, serta terlihat membawa senjata api. Oknum polisi tiba-tiba saja masuk ke dalam rumah dan menggeledah," katanya.
Korban yang berada di area dapur rumah kata Guntur, langsung disergap oleh polisi bersenjata. Menurut Guntur, DS merasa terancam dan ketakutan saat ditodong dengan senjata api, hingga membuatnya langsung melarikan diri dari pintu belakang.
"Sesaat baru lari keluar rumah, tiba-tiba korban ditembak langsung di bagian kepala belakang di hadapan istri dan anak-anak oleh salah seorang pelaku (oknum polisi),” ujar Guntur.
Baca Juga: Kejari Depok Sita Rp1 Miliar dari 2 Oknum Polisi Terpidana Mati