Kisah Sukarti Digusur dari Kampung Akuarium hingga Kehilangan Keluarga
Sukarti sempat tinggal di perahu nelayan tanpa harapan hidup
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Dampak dari penggusuran Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, yang terjadi pada April 2016 lalu, menorehkan duka mendalam yang tidak dapat dilupakan oleh Sukarti. Ia harus kehilangan keluarganya demi bertahan untuk tinggal di Kampung Akuarium.
Kini, Sukarti harus ikhlas hidup sendirian di Kampung Susun Akuarium. Meski merasa senang perjuangannya mempertahankan tempat tinggal tak sia-sia, ia mengaku belum sepenuhnya pulih dari kondisi kesedihan dan kesendirian yang dialami setelah ditinggal suami dan dua anaknya.
"Sebenarnya saya pindah di unit begini ada senangnya ada sedihnya, ya senangnya karena kita dapat tempat yang layak dan sehat, yang bersih, sedihnya ya itu gak punya siapa-siapa," kata Sukarti kepada IDN Times saat ditemui di Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (14/2/2021).
Baca Juga: Kampung Susun Akuarium Diharapkan Rampung Sebelum Jabatan Anies Usai
1. Sukarti sempat tinggal di Perahu Nelayan setelah digusur
Setelah penggusuran, keluarga Sukarti terpaksa tinggal di sebuah kapal nelayan yang dipinjamnya bersama empat keluarga lainnya. Hal itu dilakukan karena tidak diperbolehkan untuk tinggal di area gusuran. Dia mengatakan saat itu adalah saat yang paling pahit dan menyedihkan.
Sukarti mengungkapkan kesulitannya tinggal di perahu saat hujan badai dan sempat diusir, karena tidak diperbolehkan untuk tinggal di perahu.
"Aku tinggal di situ (perahu nelayan) cuma beberapa bulan karena berhubung anakku sakit (kekurangan kalium). Udah gitu mompa perahu ganti-gantian karena takut itu (perahu nelayan) tenggelam, karena melebihi muatan kan, jadi gantian kan malem-malem itu tendanya terbang ke mana-mana, jadi ya aku gak lama sih di situ, karena gak boleh tinggal di perahu, diusir-usir yang di perahu itu, sedih banget sih tinggal di mana-mana diusir," ucapnya lirih.
Keluarga Sukarti juga sempat membangun bangunan sementara (bedeng) di area penggusuran bersama beberapa keluarga lainnya yang tinggal di Kampung Akuarium sebelumnya. Namun, tidak bertahan lama karena area tersebut akan dilakukan pembangunan.
Selain itu, keadaan di Kampung Akuarium saat itu juga sangat memprihatinkan, karena tidak adanya aliran listrik dan juga air bersih.
Baca Juga: Kampung Akuarium Sering Didatangi Orang yang Ngaku Punya Hak Rusun
Baca Juga: Cerita Pilu Anak-anak Kampung Akuarium Trauma Melihat Penggusuran