Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapusdokkes) Polri, Brigjen Pol. Musyafak mengatakan, 300 dari 1.550 siswa Sekolah Pembentukan Perwira Lembaga Pendidikan Polri (Setukpa Lemdikpol), di Sukabumi, Jawa Barat, dinyatakan positif virus corona atau COVID-19 berdasarkan rapid test (tes cepat).
Meski rapid test menyatakan positif, mereka belum bisa dinyatakan benar-benar positif COVID-19.
''Karena rapid test ini hanya memeriksa antibodi. Antibodi tidak spesifik (positif) COVID-19," katanya saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (1/4).
Baca Juga: Maklumat COVID-19, Polri Bubarkan 11.145 Kegiatan Kerumunan Massa
1. 300 siswa masih berstatus ODP
Ilustrasi (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya) Musyafak tak ingin menganggap enteng. 300 siswa itu dia nyatakan sebagai orang dalam pengawasan (ODP).
"Jadi, 300 (siswa) itu mulai 2 hari yang lalu, sudah saya kelola tangani sebagaimana ODP," ucapnya.
Musyafak mengatakan, luas tanah Setukpa sekitar 40 hektare. Dia memastikan, 300 siswa itu diisolasi dari tempat yang jauh dari masyarakat.
"Dan itu diisolasi di dalam ruangan. Satu orang satu ruangan," katanya.
2. 300 siswa tak menunjukkan gejala COVID-19
Ilustrasi virus Corona (IDN Times/Mia Amalia) 300 siswa ini juga sama sekali tak menunjukkan gejala COVID-19. Hasil pemeriksaan rontgen, paru-paru mereka juga normal. Namun begitu, mereka tetap diberikan pendampingan psikologis.
"Jadi status jangan dikhawatirkan. Kondisi sehat- sehat sekali, gak ada gejala batuk demam atau apa. Karena terlatih dia," ucapnya.
3. Yang akan menjalani tes swab hanya siswa yang memiliki gejala COVID-19
300 siswa ini akan menjalani isolasi selama 14 hari ke depan. Setelah 14 hari, siswa yang menunjukkan adanya gejala COVID-19, akan menjalani test swab.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
"Pasien ODP gak perlu (test) swab. Yang di swab yang ada di rumah sakit, yang ada gejalanya, yang dia sesak napas, batuk,'' tuturnya.
Musyafak menambahkan, 1.250 siswa yang dinyatakan negatif dari rapid test, dipulangkan ke Sekolah Pendidikan Kepolisian Negara (SPN) masing-masing. Mereka akan belajar menggunakan sistem online.
"Jadi dikembalikan ke sana. Bukan ke rumah masing-masing, tapi ke SPN wilayah di mana yang bersangkutan dinas di wilayah tersebut," jelas Musyafak.
4. Berawal dari satu siswa yang sakit demam berdarah
ANTARA FOTO/Kornelis Kaha Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol. Argo Yuwono, hari ini menyambangi sekolah tersebut. Argo menjelaskan, peristiwa ini berawal ketika adanya satu siswa yang sakit demam berdarah dengue (DBD).
"Yang kemudian karena kita rontgen ada berkabut hasilnya, kita rujuk ke (RS Polri) Kramat Jati," katanya di lokasi.
Kemudian, bertambah lagi delapan orang siswa yang merasa demam. Hasil rontgen juga menunjukkan di paru-paru mereka berkabut. Delapan orang itu kemudian di rujuk ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Jadi ada tujuh di (rawat di) Kramat Jati Polri, yang dua ada di (RS Bhayangkara) Brimob. Jadi sembilan," ujarnya.
Baca Juga: Hasil Rapid Test, 300 Siswa Polri di Sukabumi Positif COVID-19