Perajin Ini Alih Profesi Demi Bertahan Saat Pandemi Covid-19
Herwandi banting setir akibat penurunan omzet
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – “Keberhasilan terbesar bukanlah karena pernah gagal, tetapi bangkit setiap mengalami kegagalan”. Penggalan pepatah tersebut sering kita dengar dari para pelaku usaha yang berhasil menyintas di masa krisis dan mendorong mereka berpikir “out of the box” untuk menemukan peluang baru, hingga memperkuat kondisi finansial usaha mereka.
Hal tersebut juga mengilhami salah seorang pedagang baju yang merupakan nasabah BRI, Herwadi, untuk banting setir akibat penurunan omzet bisnis selama wabah Covid-19 terjadi di Indonesia. Ia menjadi perajin masker kain di Desa Selage, perbatasan Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Herwadi (39) memulai usahanya sebagai pembuat dan penjual masker sejak Maret 2020 silam. Sebelumnya, sejak 2005, dia merupakan pedagang baju di Pasar Jelojo, Janapria, Lombok Tengah dan Pasar Rarang, Lombok Timur, NTB. Sejak adanya penyebaran Covid-19, omzet penjualan usahanya menurun drastis. Dia pun memutar otak untuk mempertahankan usaha agar dapurnya tetap ngebul.
“Saya sudah tidak melakoni usaha jual pakaian jadi lagi. Semenjak wabah Covid-19, pasar tempat saya berdagang ditutup sementara oleh pemerintah. Saya melihat peluang bisnis baru. Agar saya dan delapan orang pekerja saya tetap bisa hidup, kami membuat dan menjual masker untuk masyarakat di wilayah Lombok,“ jelas Herwadi.
1. Dalam sehari Herwandi dapat menjual 1.000 lembar masker
Saat ini Herwadi mendapat pesanan pembuatan masker dari Pemerintah Kabupaten Lombok Timur sebanyak 10.000 lembar yang nantinya akan disalurkan pemerintah kepada warga masyarakat di wilayah tersebut. Herwadi mengaku bahwa ia menjual masker ini kepada pemerintah seharga Rp3.500 per lembar.
“Dalam sehari saya membuat masker kurang lebih 1.000 lembar dengan tipe satu lapisan. Kami jual kepada pemerintah sebesar Rp3.500 per lembar. Sebelumnya, kalau langsung dijual kepada broker atau tengkulak masker, biasanya saya memberikan harga Rp5.000 per lembar,“ ungkapnya.