Banyak KPPS Jadi Korban, PAN Wacanakan E-Voting
Sekjen PAN sebut penggunaan teknologi sudah murah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Partai Amanat Nasional (PAN) mulai mengkritisi sistem penghitungan suara manual yang masih digunakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada Pemilu 2019.
Masalah tersebut dibahas dalam rapat terbatas di kantor PAN, Jalan Daksa 1, Jakarta Selatan, Sabtu (4/5).
Baca Juga: Dukung Jokowi, Waketum PAN: Kenapa Saya Harus Dipecat Partai?
1. PAN mulai memperhitungkan beban penghitungan suara
PAN menilai pelaksanaan Pemilu 2019 yang terdiri dari empat pemilihan legislatif (DPR RI, DPD RI, DPRD I, dan DPRD II) dan Pemilihan Presiden butuh evaluasi. Terutama, terkait Pemilu Serentak dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
"Terutama beban dalam perhitungan suara, karena segala sesuatu masih dilakukan manual. Itu akan berdampak kepada para petugas (KPPS) yang ada di lapangan," kata Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno di kantor PAN.
Data KPU menyebutkan jumlah petugas KPPS meninggal dunia tembus hingga 424 jiwa per Sabtu (4/5) pukul 12.00 WIB. Sementara, KPPS sakit berjumlah 3.788 jiwa.
Baca Juga: Isu Koalisi Prabowo Retak, PAN: Kami Komitmen ke Kontrak Politik