TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jakarta Macet gegara Tingkat Pengguna Angkutan Umum Rendah

Pemprov DKI Jakarta menargetkan modal share hingga 60 persen

Penumpang MRT Jakarta (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Jakarta, IDN Times - Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Rudy Saptari, mengatakan, salah satu penyebab kemacetan di Jakarta adalah rendahnya modal share atau pengguna angkutan umum.

Rudi mengatakan, total mobilitas di Jabodetabek pada 2019 sudah mencapai 26 persen. Jumlah tersebut menurun ketika pandemik COVID-19 melanda, yakni hingga 8,2 persen.

"Seiring dengan berakhirnya pandemik, tahun 2021 modal share mencapai 24,9 persen dan yang menjadi masalah adalah inklusivitas pada sarana dan prasarana angkutan umum di Jakarta," kata Rudy di acara podcast yang tayang di akun YouTube Pemprov DKI Jakarta, dikutip Selasa (29/11/2022).

Padahal, ujar dia, Pemprov DKI Jakarta menargetkan modal share hingga 60 persen untuk dapat mengurangi kemacetan.

Baca Juga: Rumit! Ini Deretan Masalah Transportasi di DKI Jakarta 

Baca Juga: Begini Gambaran Arah Transportasi Jakarta hingga 2039

1. Moda transportasi kurang terintegrasi

Ilustrasi halte. IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Rendahnya modal share itu, kata dia, karena kurangnya integrasi di antara moda-moda transportasi yang ada.

"Cakupan area transportasi kita baru 82 persen dari target 90 persen. Salah satunya karena belum masifnya integrasi dari moda-moda transportasi yang ada," ujar dia.

Oleh karena itu, diperlukan kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang tepat agar berbagai masalah tersebut bisa diselesaikan.

"Banyak yang menjadi isu masalah di Jakarta. Kita harus benar-benar melihat detail sehingga kebijakan yang akan diterapkan dapat mencapai sasaran," kata Rudy.

Baca Juga: Kemacetan Jakarta Capai 48 Persen, Polisi: Lalu Lintas Sudah Padat

2. Ketimpangan pertumbuhan kendaraan dan jalan

Ilustrasi berboncengan sepeda motor.ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Penyebab kemacetan lainnya di Ibu Kota adalah tidak seimbangnya pertumbuhan kendaraan dan jalan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 menunjukkan, pertumbuhan kendaraan sebesar 1,7 persen, tetapi pertumbuhan jalan 0,01 persen.

"Dari ketimpangan itu, banyak timbul masalah, salah satunya kemacetan," ujar dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya