TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kasus Aktif COVID-19 di Depok Alami Penurunan, Kesembuhan Meningkat

Sewa tempat isolasi terpusat PSJ UI tinggal dua bulan

Peningkatan kasus COVID-19 memberikan dampak terhadap jumlah keterisian tempat tidur di rumah sakit (Bed Occupancy Rate) maupun ICU di RSUD Depok yang mencapai lima kali lipat dari bulan lalu sehingga dilakukan penambahan ruangan dan tempat tidur untuk antisipasi lonjakan kasus positif COVID-19 (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)

Depok, IDN Times - Kasus COVID-19 masih menghantui masyarakat Kota Depok. Namun, berdasarkan pemantauan Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, kasus penularan aktif mengalami penurunan dan kasus kesembuhan mengalami peningkatan.

Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan, tren kasus COVID-19 pada penularan kasus aktif mengalami penurunan. Hal itu berdasarkan catatan Satgas Penanganan Covid-19 terjadi penurunan kasus setiap harinya sejak beberapa hari lalu.

"Sebelumnya sempat kasus aktif sempat menembus 2.830 kasus per hari, namun saat ini mengalami penurunan walaupun masih cukup tinggi," ujar Idris kepada IDN Times, Jumat (25/2/2022).

Baca Juga: Pasien COVID-19 Banyak yang Sembuh, BOR RSUD Depok Turun

1. Kasus kesembuhan mengalami peningkatan

ilustrasi pasien COVID-19 (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Idris menuturkan, kasus aktif mengalami penurunan secara signifikan yang sebelumnya diatas 2.000-an kasus, lalu 1.300 kasus, kini menjadi di bawah 1.000 kasus per hari. Penurunan kasus aktif merupakan upaya bersama Satgas Penanganan Covid-19, instansi vertikal lainnya, dan kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan.

"Begitupun dengan tingkat kesembuhan di Kota Depok yang mengalami peningkatan," tutur Idris.

Idris menjelaskan, terdapat perbedaan kasus kesembuhan pada masa pandemik gelombang dua dengan saat ini. Pada saat itu, setiap masyarakat yang dinyatakan positif COVID-19 mendapatkan penanganan di rumah sakit dan saat hasil negatif keluar, melaporkan kesembuhannya kepada Satgas.

"Sekarang itu tidak karena rata-rata melakukan isolasi mandiri minimal 10 sampai 14 hari, namun, baru 10 hari merasakan sudah sehat masyarakat keluar dan tidak melaporkan," jelas Idris.

2. Minimnya laporan kesembuhan masyarakat yang isoman menjadi kendala

ilustrasi pasien COVID-19 berhasil sembuh (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Minimnya laporan kesembuhan masyarakat yang melakukan isolasi mandiri membuat Pelaporan Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok mengalami kendala. Idris mengakui, secara prtokol kesehatan tindakan tersebut sudah benar namun untuk progres pelaoran menjadi masalah.

"Sebelumnya laporan kesembuhan harian sebanyak satu hingga tiga kasus, setelah diselidiki ternyata faktor tersebut yang menjadi catatan, namun kasus kesembuhan kini mencapai puluhan," ucap Idris.

Idris mengungkapkan, Pemerintah Kota Depok tidak jadi menggunakan Wisma Makara UI dijadikan isolasi terpusat Kota Depok. Sebelumnya Pemerintah Kota Depok bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan BNPB akan berkolaborasi untuk menjadikan Wisma Makara UI menjadi isolasi terpusat, namun rencana tersebut tidak mendapatkan kepastian.

"Dari BNPB kami belum diberikan sinyal, sehingga kami mencari alternatif lainnya," ungkap Idris.

Baca Juga: [UPDATE] Kabar Baik, 61.361 Orang Sembuh dari COVID-19 Hari Ini

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya