TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Curhat Haru Anak-anak Korban COVID-19, Begini Respons Menkes Terawan  

Anak-anak korban terdampak COVID-19

Menkes Terawan dalam Acara Audiensi Pandemi Dari Mata Anak Indonesia, Selasa (14/7/2020) (Youtube.com/Forum Anak Nasional)

Jakarta, IDN Times - Sejumlah anak yang tergabung dalam Forum Anak Nasional menyuarakan keluh kesah mereka selama pandemik kepada Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dalam audiensi bertajuk 'Pandemi dari Mata Anak Indonesia' via daring, Selasa (14/7/2020).

Menteri Terawan menyimak curahan hati anak-anak terdampak COVID-19 tersebut selama sekitar 30 menit. Anak-anak tersebut berasal dari berbagai daerah di Indonesia. 

"Saya sudah menyimak apa yang dikemukakan anak-anakku, sungguh ayah bangga dan terharu, membuat ayah semain bersemangat menyelesaikan pekerjaam mengatasi COVID-19," kataTerawan.

Apa sih yang disampaikan anak-anak Indonesia terhadap Menkes Terawan

1. Diana sedih melihat mamanya stres

IDN Times/Imam Rosidin

Diana Nadia Maulida dari Banjarmasin menceritakan saat awal wabah COVID-19 melanda dia harus berpisah dengan sang mama yang bekerja mendistribusikan alat kesehatan ke rumah sakit.

"Memang mama gak menangani tapi khawatir kalau terinfeksi sehingga milih WFH, tapi mama tambah stres karena terancam PHK, saya hanya bisa berdoa. Apalagi di Banjarmasin zona hitam," terangnya.

2. Ayu tidak bisa memeluk mama seperti biasanya

Ilustrasi Jasa Peluk (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Sementara Ayu dari Serang mengungkapkan kisahnya sendiri. Ayu mengatakan, sebelum pandemik dia biasanya langsung memeluk mama yang bekerja sebagai bidan di Puskesmas. Namun saat ada COVID-19, dia tidak bisa langsung menyentuh mamanya.

"Mama pernah tangani ibu hamil yang OPD jadi khawatir, apalagi harus memakai APD dan popok dewasa itu terbatas banget," ucapnya.

Dia juga melaporkan bahwa banyak TKI yang pulang ke Serang namun tidak melapor. Selain itu, menurut Ayu, pada 2 Juni lalu ada orang yang baru datang dari Jakarta yang membuat 8 orang sekitarnya positif COVID-19.

"Saya takut tapi alhamdulillah di sini saling merangkul," katanya.

3. Hana sering terima stigma negatif

Pedagang di Pasar Gatak, Kabupaten Bantul mengikuti rapid test. IDN Times/Daruwaskita

Sementara itu Hana Nuha dari Pacitan mengisahkan bagaimana rasanya menjadi anak yang positif COVID-19 kepada Menkes Terawan. Dia terinfeksi dari ayahnya yang sudah positif COVID-19.

Saat dinyatakan positif Hana merasa sedih sebab banyak stigma negatif yang didapatkan.

"Saya banyak terima fitnah namun alhamdulilah keluarga, guru, dan sahabat memberikan support jadi saya coba berpikir positif," terangnya.

Baca Juga: Terawan Disebut Punya Ide-ide Baru, PPNI Jateng Usul Jangan Diganti

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya