TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Epidemiolog UGM: Tanda-Tanda Berakhirnya Pandemik Semakin Nyata

COVID-19 tidak lagi dianggap sebagai ancaman kesehatan

Warga beraktivitas menggunakan masker di kawasan Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (2/3/2020) (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/ama)

Jakarta, IDN Times - Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad melihat tanda-tanda berakhirnya pandemik semakin mendekati kenyataan. Menurutnya, penyakit tidak lagi menimbulkan orang sakit dan tidak membebani sistem kesehatan sehingga pada akhirnya tidak terlalu menjadi masalah.

“Artinya kita terinfeksi tetapi kita tidak sakit, kan tidak perlu ngapa-ngapain tho. Kita tetap beraktivitas, tidak harus ke rumah sakit dan seterusnya. Artinya hal-hal semacam itu tidak lagi menjadi beban rumah sakit, puskesmas, atau sistem kesehatan secara luas," ujarnya dikutip laman resmi UGM, Jumat (23/9/2022).

Baca Juga: WHO Bersiap Akhiri Pandemik, Epidemiolog: Indonesia Belum Percaya Diri

Baca Juga: Infeksi Ulang COVID-19 Bisa Memperburuk Long COVID

1. COVID-19 sudah tidak jadi masalah bagi kesehatan masyarakat

ilustrasi tenaga kesehatan. (ANTARA FOTO/Fauzan)

Riris mengakui situasi saat ini jauh berbeda dengan di awal Maret 2020 saat pemerintah mendeklarasikan pandemik. Waktu itu pemerintah pun mengerahkan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk mengantipasi dan mengatasi pandemik.

“Saya melihatnya itu sebagai sebuah respons. Tetapi sebagai sebuah penyakit penularan masih tetap terjadi, dan akan tetap terjadi secara global hanya saja keparahan penyakitnya sudah sangat jauh berkurang sehingga kemudian kita bisa mengatakan ini tidak lagi terlalu menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat," imbuhnya.

2. Pandemik sudah tidak lagi menjadi prioritas kesehatan di masyarakat

ilustrasi warga menggunakan masker (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Menurutnya pandemik sudah tidak lagi menjadi prioritas kesehatan di masyarakat. Penyakit ini tidak dianggap sebagai ancaman kesehatan masyarakat yang prioritas meski masih ada.

“Saya melihat lebih di situnya. Jadi, bukan ancaman yang prioritas lagi, tetap ada penyakitnya dan masih bersirkulasi. Dari waktu ke waktu mungkin nanti juga akan ada semacam tahap-tahap yang seperti kemarin. Akan ada kenaikan kasus dan sebagainya," jelasnya.

Baca Juga: [UPDATE] Kasus COVID-19 Harian di Jepang 61 Ribu, Terbanyak di Dunia 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya