TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

IDAI Minta Sekolah Tidak Dibuka hingga Desember 2020

Penerapan #NormalBaru sedikit sulit diterapkan oleh anak

IDN Times/khaerul anwar

Jakarta, IDN Times - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan agar kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak dilakukan sampai Desember 2020.

Ketua Umum IDAI dr. Aman Pulungan SpA(K) FAAP, FRCP(Hon) mengungkapkan, pembatasan fisik jadi syarat penting dalam upaya pencegahan penularan penyakit. Dalam kegiatan belajar mengajar, tatap muka berisiko menimbulkan lonjakan jumlah kasus baru.

"Mempertimbangkan antisipasi lonjakan, sebaiknya sekolah tidak dibuka sampai bulan Desember 2020," ujar Aman dalam live Instagram di akun @idai_ig yang dilansir IDN Times, Selasa (2/6).

Baca Juga: IDAI: Pemerintah Harus Mau Buka Data soal Virus Corona!

1. Kegiatan belajar mengajar dilakukan jarak jauh

IDN Times/ Muchammad Haikal

IDAI selama ini mendukung kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menjadikan rumah sebagai pola dan melibatkan peran aktif siswa guru dan orangtua dalam proses belajar mengajar. Namun, kebiasaan anak yang sulit menerapkan pembatasan fisik bisa timbulkan kasus baru.

"IDAI menganjurkan agar kegiatan belajar mengajar tetap dilaksanakan melalui skema pembelajaran jarak jauh," katanya.

2. Syarat sekolah dibuka jika kasus telah turun

IDN Times/Aji

Aman menerangkan, sekolah bisa kembali dibuka jika jumlah kasus COVID-19 telah menurun dan memenuhi syarat epidemiologi. Selain itu, IDAI akan terus memantau melalui cabang-cabang di tiap kota/ kabupaten untuk memberikan kajian dan rekomendasi.

"Kami menyarankan agar dilakukan pemeriksaan secara masif 30 kali lipat dari jumlah kasus konfirmasi COVID-19, termasuk juga pada kelompok usia anak-anak Indonesia," sarannya.

3. Tatanan kehidupan normal baru bisa disesuaikan dalam interaksi sosial budaya

Ilustrasi PPDB di masa pandemik COVID-19 (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

Selain itu, Aman meminta agar tatanan kehidupan normal baru bisa disesuaikan dalam interaksi sosial budaya. Masyarakat harus bisa mengutamakan pembatasan fisik guna mencegah penyebaran COVID-19 mulai dari beribadah, belajar, dan berkegiatan di rumah saja.

"Sebaiknya menghindari kontak fisik yang berisiko penularan, seperti mencium bayi. Anggota keluarga yang terpaksa keluar rumah untuk bekerja, terutama yang berisiko misalnya nakes (Tenaga Kesehatan), pengguna angkutan umum, bekerja di tempat keramaian, dan sebagainya, harus tetap melakukan pengendalian infeksi baik saat di tempat bekerja mau pun saat tiba di rumah," kata dia.

Baca Juga: Sekolah Buka Juli 2020, IDAI Minta Belajar dari Rumah Dilanjutkan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya