TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Industri Farmasi Usung Konsep Green Pharmacy di Forum T20

Menkes usung tiga isu kesehatan di G20 

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Kepresidenan G20 mengusung tiga isu prioritas bidang kesehatan, yaitu membangun ketahanan sistem kesehatan global, mencapai visi ketahanan melalui kemandirian kesehatan, dan industri farmasi berkontribusi mendorong Green Pharmacy.

Hal ini diungkapkan Budi dalam forum diskusi para Think Thanks T20 dengan tema The Indonesian Healthcare Future Forward, pada Selasa (8/3/2022) lalu.

"Selain membangun ketahanan sistem kesehatan global, ada dua isu lainnya yakni harmonisasi standar protokol kesehatan global, serta memperluas manufaktur global dan pusat pengetahuan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap pandemik," ujar Budi dalam siaran tertulis, Kamis (10/3/2022).

Baca Juga: Menkes Budi: Tuhan yang Menentukan Kapan Pandemik Ini Berakhir

1. Industri kesehatan lokal tulang punggung pemberian layanan kesehatan

ilustrasi tenaga kesehatan. (ANTARA FOTO/Fauzan)

Budi menekankan pentingnya peranan industri kesehatan domestik dalam memperkuat sistem kesehatan global. Menurutnya, industri kesehatan lokal merupakan tulang punggung pemberian layanan kesehatan yang menyediakan sistem pendukung kuat untuk kebutuhan negara.

"Hal ini melibatkan rantai pasokan industri termasuk vendor, pemasok, dan penyedia layanan kesehatan. Dengan dukungan dari industri lokal, kepresidenan G20 Indonesia mempelopori upaya kolektif untuk memastikan akses terhadap vaksin, diagnostik, APD, dan terapi COVID-19, menjadi lebih memadai, cukup, dan terjangkau,” kata Budi.

2. Industri lokal telah menjalankan Green Pharmacy

Director of Research & Business Development Dexa Group dr. Raymond Tjandrawinata. (dok. Kemenkes)

Sementara industri farmasi lokal di Indonesia telah menjalankan sejumlah langkah dan upaya, salah satunya melalui konsep Green Pharmacy.

Director of Research & Business Development Dexa Group Raymond Tjandrawinata mengemukakan, konsep Green Pharmacy memiliki pengaruh pada ekspresi gen, terutama karena memiliki banyak bahan di dalam Green Pharmacy itu sendiri.

“Jadi ketika kita mendefinisikan Green Pharmacy sebenarnya adalah molekul atau zat yang dapat memiliki banyak efek pada tubuh kita," ujarnya.

Baca Juga: Menkes: Tren Kasus Harian COVID-19 Mulai Landai

3. Green Pharmacy bisa menggunakan banyak bagian dari tumbuhan

Ilustrasi wedang jahe (IDN Times/Umi Kalsum)

Menurutnya dunia berada di tengah perkembangan pengobatan preventif, berada di tengah-tengah konversi dari obat konvensional ke fungsional. Obat fungsional harus berorientasi pada kesehatan, berpusat pada pasien, dan bersifat holistik.

“Dengan Green Pharmacy dan obat-obatan alami, hal ini dapat dilakukan dengan sangat mudah karena bisa mengemas protein atau molekul ke dalam bentuk produk. Sekarang Green Pharmacy juga bisa masuk ke dalam kategori itu,” kata Raymond.

Untuk meningkatkan pemahaman terkait Green Pharmacy dan efeknya, Raymond mengatakan, telah banyak literatur termasuk jurnal publikasi yang menunjukkan keampuhan Green Pharmacy tidak kalah dengan farmasi konvensional.

"Banyak bagian dari Green Pharmacy ini sebenarnya bisa digunakan, banyak bagian dari tumbuhan termasuk akar, cabang, daunnya. Kami mencatat banyak negara yang mengembangkan Green Pharmacy untuk sektor kesehatan,” papar
Raymond.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya