TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Inspiratif, Remaja Asal NTT Suarakan Perlindungan Anak di PBB

Roslinda dapat anugerah dari KPAI

Roslinda (16) remaja asal Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, menerima Anugerah Komisi Perlindungan Anak Indonesia kategori Tokoh Anak Inspiratif. (dok. Wahana Visi)

Jakarta, IDN Times - Sosok Roslinda, remaja asal Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), jadi sorotan setelah menerima Anugerah Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kategori Tokoh Anak Inspiratif yang Peduli Terhadap Perlindungan Anak.

Roslinda sejak 2017 secara aktif terlibat dalam berbagai kegiatan di forum anak, menyuarakan hak-hak anak di desanya, bahkan mewakili anak Indonesia untuk bersuara di forum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

"Terima kasih untuk semua pihak yang telah mendukung saya. Penghargaan ini akan menjadi motivasi bagi saya dan teman-teman saya, untuk terus bersemangat mengampanyekan penghapusan kekerasan pada anak," kata Roslinda yang juga akrab disapa Oslin dalam siaran tertulis yang diterima IDN Times, Senin (26/7/2021).

Baca Juga: Megawati Kasih PR ke Anak-anak: Dari Mana Asal Kodok dan Kupu-Kupu? 

1. Aktif dalam forum anak desa

Roslinda (16) remaja asal Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, menerima Anugerah Komisi Perlindungan Anak Indonesia kategori Tokoh Anak Inspiratif. (dok. Wahana Visi)

Oslin adalah anak keempat dari lima bersaudara dari Sumba Timur. Langkahnya menyuarakan perlindungan anak dimulai ketika dia pertama kali aktif dalam Forum Anak Desa, yang merupakan wadah bagi anak-anak di desa untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan kebijakan oleh pemerintah daerah.

Saat itu, Wahana Visi Indonesia tengah mendorong pemerintah desa di wilayah dampingan untuk membuat Peraturan Desa tentang Perlindungan Anak.

2. Dorong anak memiliki akta kelahiran

Ilustrasi akta kelahiran. IDN Times / Larasati Rey

Sejak itu, Oslin semakin aktif dan terus mengajak teman-temannya berani bersuara, hingga mereka akhirnya bisa mendorong pemerintah desa menerbitkan akta kelahiran untuk anak-anak di desanya.

Sebab, saat itu hanya 20 persen anak saja yang memiliki akta kelahiran. Karena untuk membuat akta, warga harus pergi ke Kota Waingapu, dan tidak semua orang tua memiliki waktu maupun sumber daya untuk melakukannya, sehingga banyak anak kesulitan ketika akan melanjutkan sekolah ke tingkat SMA.

Kini, seluruh anak di desa tersebut 100 persen telah memiliki akta kelahiran. Kini, Oslin dan teman-temannya juga terus menyuarakan pentingnya perlindungan anak dari berbagai bentuk kekerasan seksual dan pernikahan dini.

3. Mewakili anak-anak Indonesia di markas PBB

Ilustrasi assembly hall di markas PBB (Instagram.com/unitednations)

Semangat Oslin inilah yang membawanya hingga terpilih mewakili anak-anak Indonesia di markas PBB di New York pada 9 - 18 Juli 2019, dalam forum United Nations High Level Political Forum (HLPF).

Tahun 2020, tepatnya pada 8 Oktober, remaja 16 tahun itu kembali terpilih untuk menyampaikan suara anak rentan yang terdampak COVID-19 di Indonesia, kepada para perwakilan negara-negara di PBB (UN Member States) secara virtual.

4. Penilaian anugerah KPAI dari berbagai indikator

IDN Times/Margith Juita Damanik

Ketua KPAI Susanto mengatakan, proses penjaringan para penerima Anugerah KPAI dilakukan berdasarkan usulan pemerintah daerah dan sejumlah lembaga.

"Anugerah KPAI merupakan bentuk apresiasi kepada setiap pihak yang turut berkomitmen dalam upaya perlindungan anak. KPAI menggunakan beberapa indikator dalam penilaiannya, yaitu komitmen, diferensiasi, inovasi dan dampak pada perlindungan anak," kata Susanto.

Baca Juga: Hari Anak Nasional: Lebih Dari 350 Ribu Anak Terpapar COVID-19

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya