TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Keluarga Kopilot Sriwijaya SJY182 Serahkan Sampel DNA di RS Polri

#SJY182 Keluarga berharap ada keajaiban

Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur membuka Posko Ante Mortem Disaster Victim Identification (DVI) bagi keluarga penumpang Sriwijaya Air SJY182 yang belum ditemukan (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Jakarta, IDN Times - Keluarga Kopilot Sriwijaya Air SJY 182, Diego Enrile Mamahit mendatangi Posko Ante Mortem DVI untuk menyerahkan sampel DNA, Minggu (10/1/2021).

"Kami di RS Polri di posko ante mortem buat ngambil sampel DNA dan wawancara dengan pihak keluarga. Ada ayah, ibu saya dan kakak saya di dalam situ, semua tidak boleh masuk, sesuai prosedur COVID," kata Chris.

 

Baca Juga: Kabasarnas Serahkan Serpihan Diduga Bagian Pesawat Sriwijaya ke DVI 

1. Keluarga yakin Diego selamat

Kakak Kandung Diego Enrile Mamahit, Co Pilot pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Chris Mamahit (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Chris yakin adiknya Diego selamat dalam musibah jatuhnya Sriwijaya Air pada Sabtu (9/1/2020) kemarin. "Masih (selamat) yakin, apapun yang terjadi yakin Tuhan kirimkan keajaiban," ujarnya.

Chris mengungkapkan saat ini keluarga masih syok karena tidak percaya Diego Mamahit ada di pesawat Sriwijaya Air SJY 182 diduga jatuh di Kepulauan Seribu. Diego adalah kopilot dalam penerbangan rute Jakarta-Pontianak itu.

"Jujur saat ini kami masih syok, syok banget tapi kami kuatkan. Diego sosok yang baik banget, care sama keluarga, tanggung jawab dan gitu...," ucap Chris tak mampu lagi berkata.

2. Pelaksanaan identifikasi butuh data ante mortem maupun data post mortem

Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur membuka Posko Ante Mortem Disaster Victim Identification (DVI) bagi keluarga penumpang Sriwijaya Air SJY182 yang belum ditemukan (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Dilansir dalam laman idionline.org, dalam pelaksanaan identifikasi diperlukan data-data yang berupa data ante mortem mapun data post mortem.

Tim forensik biasa melakukan identifikasi dengan cara mencocokkan data ante mortem dan post mortem untuk mengenali jenazah. Terdapat dua metode yang biasa dilakukan untuk pengumpulan data  ante mortem. 

Metode sederhana menyangkut visual, perhiasan, pakaian dan dokumentasi dan metode ilmiah meliputi pemerikasaan sidik jari, rekam medis, serologi (pemeriksaan cairan tubuh seperti darah, air mani, air liur, keringat, dan kotoran di tempat kejadian perkara), odontologi (gigi), antropologi, biologi (termasuk tanda lahir atau cacat).

Data-data sebelum korban meninggal atau ante mortem ini didapatkan dari keluarga terdekatnya. Sidik jari bisa ditemukan pada surat pribadi semacam SIM, ijazah, KTP.

Sementara untuk DNA bisa dicocokkan dari keluarga sekandung korban semisal orang tua dan anak-anak. Dan tanda-tanda lainnya, seperti tanda lahir, biasanya dikenali secara detail oleh keluarga terdekat.

Baca Juga: Kesaksian Warga, Terjadi Angin Kencang di Tempat Sriwijaya Air Jatuh

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya