Riset Polusi Udara di Jabodetabek Tinggi, Jangan Olahraga Pagi Hari!
Masih banyak masyarakat salah kaprah olahraga pagi hari
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Polusi udara masih menjadi ancaman kesehatan warga Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Bahkan, tidak sedikit yang salah kaprah memahami kualitas udara.
Hasil riset startup Nafas sepanjang 2021, sebanyak 74 persen warga Jabodetabek menganggap udara pagi di wilayah aglomerasi tersebut lebih baik dibandingkan waktu lain.
Berdasarkan data Nafas pada Mei 2022, polusi udara rata-rata pagi hari di Jabodetabek bisa dari 36.8 ug/m3 sampai 58.6 ug/m3.
"Menurut penelitian Seoul National University, berolahraga dalam kondisi polusi udara ekstrem di atas Particulate Matter 2,5 Microns (PM2.5) 26 ug/m3 selama 10 tahun bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular sampai 33 persen dibanding yang tidak olahraga sama sekali," ujar CEO Piotr Jakubowski pada IDN Times, Selasa (20/6/2022).
Baca Juga: Gara-Gara Polusi Udara, Usia Hidup Penduduk Jakarta Berkurang 4 Tahun
Baca Juga: Wagub Riza Sebut Formula E Jadi Kampanye Jakarta Tangani Polusi Udara
1. Animo masyarakat olahraga pagi besar
Piotr menerangkan, mispersepsi membuat animo masyarakat berolahraga pada pagi hari lebih besar.
"Mispersepsi terbentuk karena menganggap udaranya terasa sejuk, kondisi lalu lintas sepi, dan minim polusi," katanya.
Baca Juga: Pengadilan Didesak Tolak Banding Presiden Terkait Pencemaran Udara
Baca Juga: Jokowi hingga Anies Divonis Melawan Hukum pada Kasus Pencemaran Udara