TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dokter Terawan, Menteri Paling Disorot dalam Setahun Jokowi-Ma'ruf

Presiden Jokowi anggap Menkes Terawan bekerja sangat keras

Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Jakarta, IDN Times - Nama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjadi sosok yang paling dicari dan disorot selama satu tahun pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Di tengah pandemik COVID-19 yang melanda Indonesia, publik mengharapkan Menteri Kesehatan senantiasa selalu berada di garda terdepan. Namun harapan ini justru bertolak belakang dengan fakta, Menteri Terawan jarang dan bahkan menghilang dari hadapan publik.

Tak heran, sebagian masyarakat pun sempat mendesak Terawan agar mundur dari jabatannya. Bahkan keputusan Menkes Terawan untuk menerbitkan PMK 24 Tahun 2020 menyebabkan kekisruhan antarorganisasi kedokteran, di tengah upaya berperang melawan wabah virus corona.

Pada 23 Oktober 2020, genap setahun Terawan menjabat sebagai Menteri Kesehatan. Berikut kinerja Menteri Kesehatan Terawan yang paling disorot dalam satu tahun  pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.

Baca Juga: Surat Guru Besar UNDIP untuk Menkes Terawan: Jangan Perkeruh Keadaan!

1. Koalisi masyarakat sipil desak Presiden copot Terawan karena dinilai tidak waspada dengan bahaya COVID-19

Menteri Kesehatan, Terawan (Youtube.com/rspi sulianti saroso video)

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020 lalu akhirnya menyatakan COVID-19 sebagai penyakit pandemik. Hal itu lantaran jumlah pasien yang terinfeksi setiap harinya melonjak drastis.

Meski demikian, saat itu Pemerintah Indonesia terlihat masih gagap dan tidak siap dalam menghadapi pandemik global ini. Salah satu indikasinya yakni perbedaan sikap antara pemerintah daerah dan pusat dalam menghadapi penyebaran virus corona.

Korban COVID-19 terus berjatuhan tak kuasa dibendung pemerintah, sehingga publik pun menuding Terawan tidak waspada dan menganggap enteng virus mematikan asal Wuhan, Tiongkok ini.

Koalisi masyarakat sipil yang merupakan gabungan dari beberapa organisasi seperti KontraS, YLBHI, WALHI, LBH Masyarakat, Migrant Care, hingga Amnesty International mendesak Presiden Jokowi untuk mencopot Terawan dari jabatannnya. 

"Sejak awal Menkes menunjukkan sikap pongah, menganggap enteng, dan anti terhadap sains, yang berakibat memandang rendah persoalan, hingga ujung-ujungnya berakibat pada kehilangan kewaspadaan," ungkap salah satu anggota koalisi, Anis Hidayah, melalui keterangan tertulis, Selasa 17 Maret 2020.

2. Terawan diminta mundur karena penanganan COVID-19 dinilai tidak komprehensif

Menkes Terawan saat tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Kamis (15/2) (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Setelah pandemik COVID-19 melanda Indonesia selama 22 hari sejak diumumkan kasus baru pada 2 Maret 2020, anggota Komisi Masyarakat Sipil, Haris Azhar, mengkritik keterbukaan informasi Pemerintah Indonesia terkait virus corona jenis baru ini. Bahkan, pemerintah malah sibuk mengucurkan dana Rp72 miliar untuk promosi pariwisata.

"Menganggap enteng (COVID-19). Sakit hati juga melihatnya. Menkes (Terawan Agus) sudah layak mundur hari ini," katanya dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) bertajuk "Corona: Simalakama Bangsa Kita", yang disiarkan TvOne, Selasa 24 Maret 2020.

Haris Azhar menilai, penanganan COVID-19 harus komprehensif dan multi-layer. Salah satunya dengan menerapkan Undang-Undang (UU) No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. 

"Saya minta UU Karantina Kesehatan itu diberlakukan. Dengan diberlakukan, ada ketegasan dari negara. Kita gunakan UU tersebut, yang tanda tangan Pak Joko Widodo. Yang bikin UU itu namanya Joko Widodo," ungkapnya.

3. Penerbitan PMK 24 Tahun 2020 sebabkan kekisruhan antar organisasi kedokteran

Seorang dokter menunggu di dalam bilik pelindung untuk melakukan uji usap infeksi virus corona (COVID-19) terhadap pasien di Pusat Medis Sunway, saat wabah masih terjadi, di Subang Jaya, Malaysia, Kamis (8/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Lim Huey Teng)

Kinerja Menteri Kesehatan Terawan dalam menangani COVID-19 bahkan membuat Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (UNDIP), Zainal Muttaqin, buka suara.

Dia mengkritik kinerja sang menteri mulai dari sikap Terawan yang dianggap menyepelekan COVID-19 sejak awal, sampai penerbitan PMK 24 Tahun 2020 yang menyebabkan kekisruhan antar organisasi kedokteran di tengah upaya berperang melawan wabah.

Dia pun mengirimkan surat terbuka untuk Menkes Terawan, mewakili para dokter umum, spesialis, dan residen di Indonesia saat ini.

Zainal mengungkapkan, Kementerian Kesehatan harusnya menjadi wajah kehadiran negara dan pemerintah, yang menjadi ‘komandan lapangan’ di medan laga pertempuran melawan COVID-19.

Tidak hanya itu, Zainal menyoroti banyak carut marut persoalan menghadapi dan mengatasi pandemik COVID-19 ini, mulai dari perbedaan data korban meninggal sampai saling bertolak belakangnya kebijakan antara pusat, daerah, dan antar-kementerian,

"Terawan oh Terawan, ada sebuah kalimat bijak, di saat Anda tidak bisa memperbaiki keadaan, paling tidak janganlah berbuat sesuatu yang akan memperburuk dan memperkeruh keadaan," tulis Zainal dalam surat terbuka yang diterima IDN Times, Selasa (13/10/2020)

Baca Juga: Perhimpunan Dokter Minta Menkes Terawan Cabut PMK 24 Tahun 2020

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya