TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tim Mitigasi IDI dan 5 Profesi Dokter Desak PSBB Ketat di Jawa 2 Pekan

Jika tidak fasilitas kesehatan kolaps

Dua orang tenaga kesehatan beristirahat sejenak saat menunggu pasien di ruang isolasi COVID-19 Rumah Sakit Umum (RSU) Dadi Keluarga, Kabupetan Ciamis, Jawa Barat, Senin (14/6/2021). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi.

Jakarta, IDN Times - Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan perhimpunan lima profesi dokter mendesak pemerintah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat secar serentak, terutama di Pulau Jawa minimal dua minggu.

Ketua Tim Mitigasi Dokter PB IDI Adib Khumaidi mengungkapkan, dalam beberapa pekan terakhir kasus terkonfirmasi COVID-19 meningkat tajam, tercatat per 17 Juni 2021 sebanyak 12.624 kasus dan menjadi di atas 20 ribu kasus pada 26 Juni 2021.

Jika dibandingkan dengan data 15 Mei 2021, terjadi peningkatan kasus pada 17 Juni 2021 sekitar lebih dari 500 persen, diikuti dengan peningkatan kasus kematian berkaitan dengan COVID-19.

"Kami tidak ingin sistem kesehatan Indonesia menjadi kolaps," ujar Adib saat membacakan siaran tertulis dalam konferensi pers secara daring, Minggu (27/6/2021).

Baca Juga: IDAI Ungkap 1 dari 83 Kematian Kasus COVID-19 Adalah Anak-anak

1. Kondisi BOR ICU dan isolasi di atas 90 persen

Suasana RS Darurat COVID-19, Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat. (IDN Times/Arief Rahmat)

Adib menjelaskan saat ini kondisi Bed occupation rate (BOR) atau keterisian tempat tidur untuk ruang isolasi dan ICU pasien COVID-19 di atas 90 persen. Setidaknya lebih dari 24 kabupaten/kota melaporkan keterisian ruang isolasinya di atas 90 persen.

"BOR untuk ICU dari berbagai rumah sakit mendekati, bahkan ada yang melebihi angka 100 persen," kata dia.

2. Tumpukan pasien di IGD, nakes banyak yang terpapar

Petugas kesehatan memakai Alat Pelindung Diri (APD) memeriksa tempat tidur pasien COVID-19 di RSUD Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/6/2021) (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Adib merasa sedih karena terjadi penumpukan pasien dan antrean panjang di banyak Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit, terutama di kota-kota besar. Bahkan banyak pasien yang meninggal dunia saat tiba di IGD.

"Kondisi semakin memprihatikan dengan bertambahnya kasus pada dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya terkonfirmasi positif COVID-19, sehingga perlu menjalani perawatan atau isolasi mandiri. Kondisi ini menyebabkan keterbatasan tenaga untuk melakukan pelayanan, keterbasaan fasilitas dan SDM yang menyebabkan RS kolaps," ungkapnya.

3. Varian baru Delta sudah menyebar

Tenaga kesehatan merawat pasien COVID-19 di Rumah Sakit Umum (RSU) Dadi Keluarga, Kabupetan Ciamis, Jawa Barat, Senin (14/6/2021). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi.

Selain itu, varian baru COVID-19 sudah menyebar di sejumlah kota di Indonesia. Varian baru tersebut terutama varian Delta memiliki karakteristik yang lebih mudah menyebar, menyerang segala usia tanpa perlu ada komorbid.

"Ini lebih memperberat gejala, lebih meningkatkan kematian dan menurunkan efektivitas vaksin," katanya.

Baca Juga: Sedih, 405 Dokter Meninggal Dunia karena COVID-19

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya