TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Usia Harapan Hidup Pasien Gagal Jantung Rendah Dibanding Kanker

Tiga persen pasien gagal jantung meninggal saat perawatan

Ilustrasi tenaga medis. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Jakarta, IDN Times - Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Leonardo Paskah Suciadi mengungkapkan, berdasarkan data penelitian di Siloam Heart Institute dalam kurun 2019 sampai 2020, sekitar 3 persen
pasien gagal jantung meninggal selama perawatan di rumah sakit dan sekitar 22,5 persen pasien lainnya meninggal dalam waktu enam bulan setelah pulang rawat.

"Usia harapan hidup pasien gagal jantung lanjut sangat rendah, bahkan lebih buruk dari usia harapan hidup sebagian besar pasien kanker pada umumnya,” katanya dalam siaran tertulis, Senin (10/5/2021).

Baca Juga: Gagal Jantung dan Kematian bisa Dicegah dengan Kontrol Hipertensi

1. Gagal jantung merupakan komplikasi akhir dari berbagai jenis penyakit jantung

Ilustrasi nyeri dada. pexels.com/freestocks.org

Dia menerangkan gagal jantung merupakan gangguan pada otot jantung yang menyebabkan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah secara optimal ke seluruh tubuh.

"Kondisi ini mengakibatkan tidak tercukupinya kebutuhan berbagai organ tubuh akan suplai darah. Gagal jantung juga merupakan komplikasi akhir dari berbagai jenis penyakit jantung yang dapat menurunkan kualitas hidup serta usia harapan hidup pasien," kata Paskah.

2. Keluhan gagal jantung sesak napas hingga dada berdebar

freepik.com/freepik

Paskah menerangkan penderita gagal jantung umumnya mengeluhkan sesak napas, napas tersengal-sengal dan mudah lelah saat beraktivitas, bengkak kedua tungkai, dada berdebar, serta perut begah dan membesar disertai mual, menurunnya nafsu makan dan berat badan.

Selain itu, terdapat pula berbagai faktor risiko gagal jantung yang harus diwaspadai, antara lain riwayat penyakit jantung koroner atau serangan jantung sebelumnya, hipertensi, penyakit kencing manis atau diabetes, obesitas, kelainan katup jantung, penyakit paru kronik, pecandu alkohol, riwayat keluarga dengan bengkak jantung, serta usia lanjut.

3. Pengobatan gagal jantung sangat kompleks

ilustrasi seseorang mengalami henti jantung (pexels.com/RODNAE Productions)

Paskah menegaskan semakin banyak faktor risiko di atas yang dimiliki seseorang, semakin besar risiko untuk menderita gagal jantung. Karena sifatnya yang menahun dan progresif seiring waktu, penyakit gagal jantung membutuhkan identifikasi segera dan penanganan tepat sejak awal untuk mencapai hasil optimal.

Pengobatan gagal jantung sangatlah kompleks dan membutuhkan waktu yang cukup panjang. Oleh karenanya, komunikasi yang baik antara pihak medis dengan pasien dan keluarga pasien sangat penting untuk dibangun sejak awal.

“Pasien dan keluarga pasien harus mendapatkan edukasi dan informasi yang cukup terkait penyakit serius ini, serta memahami rencana terapi jangka panjang. Selain itu, pelayanan multidisiplin subspesialisasi diperlukan pada kasus gagal jantung lanjut karena kompleksitas kasus menuntut pelayanan terapi secara komprehensif, intensif, agresif, dan inovatif,” ujar Paskah.

Baca Juga: Penyakit Jantung Bawaan, Masalah Struktur Jantung pada Kelahiran Bayi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya