Penyakit Jantung Bawaan, Masalah Struktur Jantung pada Kelahiran Bayi

Cacat lahir yang memengaruhi cara kerja organ jantung

Penyakit jantung bawaan (congenital heart defect atau congenital heart disease) adalah kondisi jantung bayi mengalami masalah setelah proses kelahiran.

Penyakit ini bisa mengenai dinding jantung, katup jantung, atau pembuluh arteri maupun vena di area jantung. Kondisi ini dapat berimbas pada terganggunya aliran normal darah melalui jantung, berupa salah arah, tidak teratur, terhalang, atau terhambat.

Penyakit jantung bawaan merupakan bentuk penyakit jantung sejak lahir yang paling umum dan berpotensi menjadi parah. Menurut National Health Service, penyakit jantung bawaan memengaruhi sekitar 8 dari 1.000 bayi yang lahir di Inggris. Sementara itu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), hampir 1 persen bayi yang dilahirkan setiap tahunnya di AS mengalami kondisi ini.

Sementara di Indonesia, melansir laman Indonesian Heart Association, angka kejadian penyakit jantung bawaan diperkirakan mencapai 43.200 kasus dari 4,8 juta kelahiran hidup (9:1000 kelahiran hidup) setiap tahunnya.

Berikut ini fakta seputar penyebab, gejala, jenis, diagnosis, risiko komplikasi, dan pengobatan penyakit jantung bawaan (PJB).

1. Gejala penyakit jantung bawaan

Penyakit Jantung Bawaan, Masalah Struktur Jantung pada Kelahiran Bayifreepik.com/jcomp

Para ahli mengklasifikasikan PJB berdasarkan bagian yang terdampak. Secara umum, PJB dapat bersifat sianotik (kelainan yang menyebabkan kadar oksigen rendah dalam darah) dan asianotik (kadar oksigen yang cukup di dalam darah, tetapi jantung tidak optimal memompa darah ke seluruh tubuh).

Melansir Medical News Today, gejala PJB sianotik berupa:

  • Sianosis atau kulit membiru pada bibir, jari tangan, dan kaki
  • Kekurangan berat badan yang menyebabkan ukuran tubuh cenderung kecil dari anak pada umumnya
  • Mengalami masalah pertumbuhan
  • Nafsu makan buruk dan kesulitan makan
  • Konsentrasi oksigen rendah dalam tubuh
  • Menyebabkan hiperventilasi atau napas cepat yang tidak normal
  • Sulit bernapas
  • Berkeringat, terutama saat bayi menyusui
  • Nyeri dada
  • Pingsan

Sementara itu, gejala PJB asianotik yaitu:

  • Nyeri dada
  • Mengalami sesak napas, terutama saat melakukan aktivitas fisik
  • Berkeringat, terutama saat menyusui
  • Tingkat pertumbuhan cenderung lambat
  • Masalah pada berat badan
  • Nafsu makan buruk dan kesulitan makan
  • Kelelahan yang ekstrem

2. Faktor risiko penyakit jantung bawaan

Penyakit Jantung Bawaan, Masalah Struktur Jantung pada Kelahiran BayiFreepik.com/senivpetro

Dalam kebanyakan kasus, belum jelas penyebab pasti PJB. Namun, beberapa kondisi berikut ini diduga berkontribusi dalam hal meningkatkan risiko PJB:

  • Kelainan genetik yang memengaruhi perkembangan fisik normal bayi dan menyebabkan kesulitan belajar atau sindrom Down
  • Saat hamil, ibu mengalami infeksi tertentu, seperti rubela
  • Saat hamil, ibu mengonsumsi jenis obat tertentu, seperti statin
  • Saat hamil, ibu menerapkan pola hidup yang tidak sehat seperti merokok atau minum alkohol
  • Terdiagnosis menderita penyakit diabetes tipe 1 atau diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol dengan baik, khususnya saat kehamilan
  • Cacat kromosom lainnya

Baca Juga: Kenali 7 Jenis Penyakit Jantung yang Paling Banyak Terjadi

3. Jenis penyakit jantung bawaan

Penyakit Jantung Bawaan, Masalah Struktur Jantung pada Kelahiran Bayifreepik.com/KamranAydinov

Terdapat ragam jenis PJB yang terkadang bisa terjadi secara berbarengan. Menurut keterangan dari National Health Service, berikut merupakan berbagai jenis PJB:

  • Stenosis katup aorta: kondisi katup aorta yang mengontrol aliran darah mengalami penyempitan. Ini dapat memengaruhi aliran darah yang kaya akan oksigen dari jantung ke seluruh tubuh, serta mengakibatkan penebalan otot ventrikel kiri, membuatnya harus bekerja lebih ekstra.
  • Koarktasio aorta: penyempitan pada pembuluh aorta yang berarti lebih sedikit darah yang dapat mengalir melaluinya.
  • Anomali Ebstein: perkembangan abnormal katup trikuspid yang memisahkan atrium kanan dan ventrikel kanan. Pada kondisi ini, darah dapat mengalir ke arah yang salah di dalam jantung dan ventrikel kanan mungkin lebih kecil serta bekerja kurang efektif. 
  • Patent ductus arteriosus: ketika ductus arteriosus atau pembuluh darah yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonalis tidak menutup secara sempurna setelah kelahiran.
  • Septal defects: kelainan dinding di antara bilik utama jantung, terdiri dari atrial septal defect (lubang di antara atrium kiri dan kanan) dan ventricular septal defect (lubang di antara ventrikel kiri dan kanan).
  • Stenosis pulmonal: katup pulmonal (mengontrol aliran darah keluar dari jantung ke paru-paru) mengalami penyempitan.
  • Single ventricle defects: kondisi ketika hanya satu ventrikel yang berkembang dengan baik. Kondisi paling umum dari jenis ini adalah sindrom jantung kiri hipoplastik dan atresia trikuspid.
  • Tetralogy of fallot: kombinasi langka dari beberapa jenis kecacatan seperti ventricular septal defect, stenosis pulmonal, right ventricular hypertrophy, dan overriding aorta.
  • Transposisi arteri besar: katup pulmonal, aorta, dan arteri yang terhubung ke paru-paru dan tubuh bertukar dan terhubung ke ruang yang salah. Ini menyebabkan darah yang rendah oksigen dipompa ke seluruh tubuh.
  • Total (or partial) anomalous pulmonary venous connection (TAPVC): ketika empat pembuluh darah (vena) yang membawa darah beroksigen dari paru-paru ke sisi kiri jantung tidak terhubung secara normal.
  • Truncus arteriosus: dua arteri pulmonalis dan aorta tidak berkembang dengan baik dan tetap sebagai satu pembuluh darah. Ini menyebabkan terlalu banyak darah mengalir ke paru-paru.
  • Jantung yang belum berkembang: berdampak pada kesulitan jantung memompa darah ke seluruh tubuh atau ke paru-paru.

4. Diagnosis penyakit jantung bawaan

Penyakit Jantung Bawaan, Masalah Struktur Jantung pada Kelahiran BayiFreepik.com/jcomp

Melansir WebMD, beberapa prosedur diagnosis untuk membantu mengidentifikasi PJB dapat dilakukan dengan:

  • MRI
  • Rontgen dada
  • Ekokardiogram
  • Elektrokardiogram
  • Kateterisasi jantung

5. Risiko komplikasi dan pengobatan yang dapat dilakukan

Penyakit Jantung Bawaan, Masalah Struktur Jantung pada Kelahiran Bayifreepik.com/pressfoto

PJB dapat menyebabkan beberapa komplikasi seperti masalah perkembangan, detak jantung tidak teratur atau aritmia, stroke, hipertensi pulmonal, dan endokarditis. Oleh karena itu, intervensi medis berupa pengobatan dan perawatan yang tepat harus segera dilakukan.

Menurut CDC, sekitar 1 dari 4 bayi dengan PJB memiliki kelainan yang memerlukan prosedur operasi.

Sementara dalam kasus lain, gejala pada pasien dengan PJB bisa membaik tanpa operasi dan tidak memerlukan pengobatan ekstra ketika kelainan tidak begitu parah. Dokter mungkin akan menunggu beberapa waktu untuk menentukan jenis pembedahan atau pengobatan apa yang diperlukan.

Pendekatan khusus yang mungkin akan dipilih dokter untuk menangani kasus PJB meliputi:

  • Perbaikan bagian tertentu pada jantung
  • Penggantian katup jantung
  • Valvuloplasti
  • Angioplasti
  • Transplantasi jantung

Menerapkan pola hidup sehat bisa dilakukan oleh ibu hamil untuk membantu mengurangi risiko PJB pada bayi, yaitu berupa pola makan sehat bergizi seimbang, olahraga teratur, minum obat sesuai anjuran dokter, dan mengikuti anjuran dokter semasa kehamilan, mendiskusikan tindakan pencegahan dengan dokter saat hamil, dan mengetahui tanda-tanda kondisi kesehatan terkait seperti masalah kardiovaskular dan diabetes.

Itulah fakta medis seputar penyakit jantung bawaan meliputi penyebab, jenis, gejala, diagnosis, pengobatan, serta pencegahannya. Semoga bermanfaat!

Baca Juga: Waspadai 8 Gejala Gangguan Jantung Ini Sedini Mungkin

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya