TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dua Siswa Tewas, KPAI Soroti Istilah Semi-Militer di Dunia Pendidikan

KPAI menyoroti kematian siswa SMA Taruna di Palembang

SMA Semi mileter Taruna Indonesia Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Jakarta, IDN Times - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali menyoroti peristiwa kekerasan siswa selama masa pengenalan lingkungan di hari pertama masuk sekolah. Komisioner KPAI Retno Listyarti meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membentuk tim untuk mengevaluasi SMA Taruna Indonesia, Palembang.

"KPAI mendesak Kemendikbud, Pemerintah Provinsi dan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan untuk membentuk tim khusus guna mengevaluasi total dan mengaudit keuangan SMA Taruna Indonesia Palembang dan juga sekolah-sekolah sejenis yang mengaku semi militer di wilayah Sumatera Selatan agar tidak jatuh korban lagi," ujar Retno dalam keterangan pers di Jakarta, Sabtu (20/7).

Baca Juga: Kasus Kematian Siswa Taruna, Tersangka Akan Laporkan Polres Palembang

1. KPAI sayangkan ada istilah “semi militer” di lembaga pendidikan

IDN Times/Rangga Erfizal

Menurut Retno, lembaga pendidikan seharusnya bebas dari kekerasan. KPAI juga mengutuk peristiwa kekerasan yang dialami siswa DBJ (14) dan WK (14) yang meregang nyawa pada masa pengenalan lingkungan sekolah.

KPAI pun mendorong Kemendikbud bekerja sama dengan dinas-dinas pendidikan di berbagai daerah untuk melakukan pemantauan dan dan pengawasan ke sekolah-sekolah semi militer. Hal itu diperlukan untuk memastikan bahwa sekolah-sekolah tersebut tidak melakukan kekerasan dalam mendisiplinkan para siswanya.

"Seharusnya tidak ada istilah “semi militer” di lembaga pendidikan pada jenjang PAUD sampai dengan SMA/SMK. Kasus kematian DBJ dan WK merupakan momentum untuk melakukan evaluasi dan pengawas secara mendalam," kata dia seperti dikutip dari Antara.

2. Siswa WJ sempat bercerita pada keluarga dan dokter dirinya mengalami kekerasan

IDN Times/Rangga Erfizal

KPAI mendorong pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus meninggalnya WJ, karena dari keterangan pihak keluarga kepada KPAI, WJ juga sempat menceritakan bahwa dirinya mengalami kekerasan selama mengikuti MPLS dan keluarga merekam pernyataan WJ tersebut.

Bahkan, WJ pun sempat menyampaikan kepada dokter RS Karya Asih yang memeriksanya terkait kekerasan yang dialaminya sehingga menimbulkan sakit pada bagian perutnya. Kepolisian bisa memulai mendalami hasil rekaman suara WJ dan juga meminta keterangan dokter yang mendengar langsung ucapan WJ bahwa dirinya mengalami kekerasan selama MPLS.

"Kami mengunjungi WJ beberapa waktu lalu dan keluarga menceritakan kepada komisioner KPAI bahwa anaknya tidak memiliki penyakit bawaan, apalagi di bagian pencernaan (usus), WJ tumbuh kembang secara sehat, kuat dan jarang sakit. WJ juga memiliki postur tubuh yang tinggi dan besar," kata dia.

Baca Juga: Korban Tindak Kekerasan Mau Masuk SMA Taruna Karena Ingin Jadi TNI

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya