TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kementan Sosialisasikan Akses KUR kepada Petani Milenial Secara Daring

Forum online yang juga memberikan tips berbisnis

unsplash.com/Dirtjoy

Jakarta, IDN Times – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) menggelar Millennial Agriculture Forum (MAF) II melalui media daring mengangkat topik ‘Akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi Petani Milenial’ pada Rabu (27/5). Sosialisasi KUR kepada para petani milenial yang tersebar di seluruh Indonesia ini tidak hanya membahas aksesnya, tetapi juga memberikan tips penulisan business plan bankable.

1. Mentan mengedukasi petani melalui bantuan KUR untuk meningkatkan kinerja pertanian

IDN Times/Kementan

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam berbagai kesempatan menegaskan bahwa KUR dapat bermanfaat bagi petani agar terhindar dari sistem izin yang merugikan. 

“Kami ingin mengedukasi petani melalui bantuan KUR ini,” pungkas Syahrul. Ia pun mengajak para petani untuk memanfaatkan KUR untuk meningkatkan kinerja sektor pertanian dari hulu hingga hilir. 

2. Kepala BPPSDMP Kementan: Paradigma pertanian saat ini harus diubah

wideopeneats.com

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, membuka forum MAF II menyampaikan paradigma pertanian harus kita ubah, dulu tanam-petik-jual. 

“Saat ini paradigma tersebut tidak cukup, sekarang setelah petik harus diolah dulu, sehingga meningkatkan nilai jual dan menguntungkan,” kata Dedi.

KUR sangat membantu bisnis pertanian karena bunga rendah. Dedi pun mengajak para petani milenial untuk berbagi ilmu, informasi, dan pengalaman, sehingga dapat meningkatkan produktivitas.

3. Distribusi pangan di pasar internasional terhambat karena imbas pandemik

https://www.instagram.com/sayurkita.mlg/

Akibat pandemik COVID-19 berimbas kepada terganggunya sistem distribusi pangan dari produsen ke konsumen. Bukan hanya di Indonesia, tetapi ini terjadi di seluruh dunia. 

“Saat ini pergerakan pangan di pasaran internasional sangat sedikit karena setiap negara menyimpan beras untuk negaranya sendiri. Kita harus mandiri pangan. Setiap keluarga yang ada di Indonesia harus mampu mengakses pangan, baik harganya maupun barangnya. Kita harus menghentikan impor. Kita harus menyediakan pangan lokal dengan keringat dan lahan kita sendiri,” ujar Dedi. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya