Bantuan 62 Unit Alsintan Disalurkan ke Poktan di Blora
Tingkatkan produktivitas pertanian
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Blora, IDN Times -- Dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian, Pemerintah Kabupaten Blora menyalurkan bantuan 62 unit alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada Kelompok Tani (Poktan). Adapun rincian bantuan alsintan yang diserahkan berupa, 47 unit traktor roda dua, delapan unit power threser multiguna, tujuh unit corn sheller mobile.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengungkapkan saat ini, sektor pertanian menjadi harapan, tulang punggung di tengah upaya Pemerintah dalam menanggulangi Covid-19.
“Tanggung jawab menyediakan pangan bagi 279 juta penduduk Indonesia merupakan spirit bagi keluarga besar Kementerian Pertanian dan semua pelaku pembangunan pertanian,” ujar Mentan SYL, Jumat (7/5).
Baca Juga: Kementan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier di Bali
1. Tidak ada alasan tidak melakukan tanam
Mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu menegaskan jika tidak ada alasan untuk tidak melakukan tanam. Menurutnya, pertanian itu sifatnya sustainable. Kalau tidak ada yang beli, bisa disimpan dulu.
"Karena bisa kita jual nanti atau untuk konsumsi sendiri. Yang penting simpan yang benar. Jadi tidak alasan tidak tanam. Kita punya alsintan, manfaatkan. Irigasi di Subang juga sudah bagus, tapi harus diperlebar lagi agar produktivitas meningkat,” kata
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan, apabila alsintan bisa dikelola dengan baik akan memberi penghasilan tambahan bagi Poktan atau Gapoktan.
"Poktan atau Gapoktan bisa membentuk UPJA, koperasi dan kelompok usaha bersama (KUB) untuk mengembangkan alsintan bantuan pemerintah," kata Sarwo Edhy.
Menurut Sarwo Edhy, bantuan alsintan ke petani harus bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Sebab, petani yang menggunakan alsintan usaha taninya lebih efektif dan efisien.
"Kalau dulu petani membajak sawah dengan alat tradisional butuh waktu 5-6 hari per hektare. Dengan memanfaatkan traktor, petani hanya butuh waktu 3 jam per ha. Sehingga, penggunaan alsintan 40 persen lebih efisien," tuturnya.
Baca Juga: Padat Karya RJIT Kementan Bantu Naikkan IP Padi di Indramayu