TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tiga Inovasi Pemkab Banyuwangi di Bidang Layanan Kesehatan Publik 

Demi meningkatkan kualitas layanan kesehatan

Pexels/rawpixel.com

Banyuwangi, IDN Times – Kualitas dan dan aksesibel layanan kesehatan bagi seluruh elemen masyarakat selalu diupayakan Pemkab Banyuwangi. Mulai dari peningkatan kesehatan ibu dan anak, pengendalian penyakit menular dan tidak menular, pemerataan tenaga medis, penambahan berbagai fasilitas layanan kesehatan, hingga perhatian khusus untuk warga kurang mampu agar tetap bisa menikmati layanan kesehatan.

Komitmen peningkatan kualitas layanan kesehatan ditunjukkan antara lain lewat alokasi dana kesehatan dalam anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) setiap tahun yang terus meningkat untuk membiayai sejumlah program di bidang ini. Berikut tiga di antaranya inovasi yang diwujudkan Pemkab Banyuwangi.

Baca Juga: Banyuwangi Galakkan Sertifikat Kompetensi Protokol Kesehatan Covid-19

1. Pemkab Banyuwangi menjadikan puskesmas sebagai ‘mal orang sehat’

Puskesmas di Banyuwangi. Dok: Kemenkes

Puskesmas didorong mengubah paradigma pengelolaan kesehatan  dari “paradigma sakit” menuju “paradigma sehat”. Dengan konsep itu, warga diajak datang ke puskesmas bukan hanya ketika sakit saja, melainkan secara rutin untuk konsultasi kesehatan.

Kini di setiap puskesmas, ruang konsultasi kesehatan ditempatkan pada posisi strategis yang mudah dilihat dan dijangkau publik. Kesadaran warga pun semakin meningkat. Bahkan, ada puskesmas yang tingkat kunjungan warga sehatnya jauh lebih besar dibanding warga sakit. Dalam periode Januari-November 2019, tercatat lebih dari 250.000 kali kunjungan warga sehat ke berbagai puskesmas di Banyuwangi.

Pemkab Banyuwangi menyiapkan reward khusus bagi puskesmas yang mampu berinovasi menarik orang sehat untuk datang ke puskesmas, baik untuk konsultasi gizi, tumbuh kembang anak, kesehatan remaja, kesehatan jiwa, sanitasi, dan sebagainya.

2. “Jemput Bola Rawat Warga”

“Jemput Bola Rawat Warga”. Dok: twitter.com

Terdengar unik, maksud dari inovasi ini berupa pelayanan kesehatan kepada warga di Banyuwangi yang telah menjangkau ribuan warga miskin yang sakit. Tenaga medis akan mendatangi rumah warga yang sakit, terutama dari golongan kurang mampu. Jadi, warga tidak perlu datang ke puskesmas atau rumah sakit, karena petugas kesehatan yang datang ke rumah warga. Tentu yang dirawat adalah warga yang penyakitnya memang bisa dirawat jalan. Jika kondisi warga membutuhkan perawatan inap, tentu dirujuk dan kemudian dirawat di rumah sakit.

Strategi jemput bola ini efektif untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan warga yang kemudian muncul semangat gotong royong. Semuanya terpanggil, mulai kepala desa, pengurus RT/RW, PKK, komunitas, sampai pengusaha. Ini modal sosial yang bila dirawat dengan baik bisa menyelesaikan banyak masalah yang dihadapi masyarakat.

Program “Jemput Bola Rawat Warga” ini melibatkan 2700 tenaga kesehatan di 45 puskesmas yang menjangkau 25 kecamatan, 189 desa, dan 25 kelurahan. Periode Januari-Juli 2017, program ini merawat lebih dari 2000 warga yang sakit di rumahnya.

Baca Juga: Pemkab Banyuwangi Gencarkan Inovasi Layanan Kesehatan Berkualitas

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya