Jaga Warisan Budaya, Pupuk Kaltim Tingkatkan Batik Lokal Lewat SNI
Pupuk Kaltim melakukan pembinaan bagi pengusaha batik lokal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Perkembangan dan eksistensi batik sebagai salah satu kekayaan Nusantara tak luput dari perhatian PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) untuk mengenalkan warisan budaya Indonesia tersebut ke berbagai kalangan.
Hal itu mendasari Pupuk Kaltim melakukan pembinaan bagi pengusaha batik lokal agar mampu tumbuh dan berdaya saing. Kini, dua batik mitra binaan Pupuk Kaltim, yakni Batik Beras Basah dan Batik Kuntul Perak, telah mendapat tempat di masyarakat sebagai batik lokal khas Bontang, bahkan telah merambah ke mancanegara.
Owner Batik Beras Basah, Eko Widji Rahayu, atau yang akrab disapa Ewied, mengatakan Pupuk Kaltim berperan penting terhadap kemajuan dan perkembangan usahanya, hingga menjadi salah satu batik kebanggaan masyarakat Bontang. Pada 2018, Batik Beras Basah mampu menjadi batik lokal pertama di Kalimantan Timur yang meraih Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT SNI) untuk jenis batik tulis, cap, dan kombinasi dari Badan Standardisasi Nasional (BSN).
“Kini, kami telah melayani berbagai permintaan pasar di dalam dan luar negeri, untuk berbagai jenis produk batik mulai kain hingga pakaian jadi dan lainnya,” kata Ewied.
Baca Juga: Potensi Batik di Kaltim Tinggi, tetapi Minim Pengrajin Batik
1. Difasilitasi beragam pelatihan dan kompetensi, hingga promosi dan hak paten merek dagang
Batik Beras Basah terinspirasi dari nama ikon wisata Kota Bontang, dengan corak biota laut. Nama ini juga dinilai mewakili Bontang agar nama daerah maupun Pulau Beras Basah sebagai ikon wisata semakin dikenal secara luas. Batik Beras Basah telah menjadi mitra binaan Pupuk Kaltim sejak 2010, yang tak hanya memperoleh manfaat berupa modal usaha, tapi juga difasilitasi beragam pelatihan dan kompetensi, hingga promosi dan hak paten merek dagang.
“Termasuk difasilitasi untuk pengurusan SPPT SNI, sehingga produk kami bisa berkembang dengan inovasi yang lebih beragam,” tambah Ewied.
Tantangan pandemik COVID-19 tak luput dari perjalanan Batik Beras Basah yang sempat terimbas karena anjloknya permintaan. Pupuk Kaltim tak lepas tangan, melalui pemberdayaan pembuatan ribuan masker berbahan dasar kain batik untuk dibagikan ke masyarakat secara bertahap, hingga pembuatan suvenir untuk tamu Perusahaan. Ewied bersama tim batik Beras Basah mampu bertahan dan mulai kembali bergeliat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Juga: Kolaborasi Dengan Clothing Brand, Strategi Batik Dicintai Millenial