TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kabupaten Kediri Ganti Destination Branding Jadi ‘Kediri Berbudaya’

Tagline ini punya arti mendalam loh, sudah tahu? 

Tulisan Kediri Berbudaya di Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) (Dok. Pemkab Kediri)

Kediri, IDN Times - Tagline ‘Kediri Berbudaya’ akhirnya resmi menjadi destination branding dari Kabupaten Kediri. Pergantian tagline teranyar ini diresmikan oleh Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana tepat di hari jadi Kabupaten Kediri ke-1219, pada Sabtu, 25 Maret 2023. 

Pasalnya sejak beberapa bulan yang lalu banyak masyarakat menanti tulisan Kediri Berbudaya di Monumen Simpang Lima Gumul (SLG). Sebelum dirilis, tulisan ini memang sempat tampak ditutupi kain putih. 

Baca Juga: Bupati Kediri Terima Penghargaan dari Ombudsman RI 

1. Filosofi mendalam dan budaya Kediri

Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana di hari jadi Kabupaten Kediri ke-1219 (Dok. Pemkab Kediri)

Kata 'berbudaya' menurut Mas Dhito memiliki filosofi dan makna mendalam sekaligus arti yang luas dan general. Untuk itu selama tiga tahun belakangan, di momen peringatan hari jadi Kabupaten Kediri, Ia terus mencetuskan pentingnya mengembangkan produk budaya lokal Kediri. 

Misalnya saja pada peringatan hari jadi ke-1217, Pemda Kediri menamai pendopo kabupaten dengan Panjalu Jayati. Usai dinamai, pendopo itu ramai dipadati warga. Ada yang hanya sekadar foto hingga ikut Jumat Ngopi untuk mengadukan persoalan langsung pada Mas Dhito. 

Tahun berikutnya, Mas Dhito juga melaunching pakaian khas Ken dan Wdihan Kadiri. Di tahun itulah Kabupaten Kediri baru memiliki pakaian khas yang kemudian juga ditetapkan sebagai pakaian dinas ASN di kamis pekan pertama setiap bulannya. 

2. Lebih dari sekadar seni dan budaya

Mas Dhito galakkan produk dan budaya Kediri (Dok. Pemkab Kediri)

Kemudian, perubahan tagline 'Kediri Lagi' menjadi 'Kediri Berbudaya' menurut Mas Dhito juga memiliki makna luas. Ia berharap tagline ini tidak hanya di artikan dalam konteks seni dan budaya saja.

Kata ini menurut Mas Dhito juga membawa makna baik lain seperti budaya toleransi dan disiplin. Harapannya budaya ini dapat terus diterapkan oleh setiap masyarakat Kediri. 

“Tidak hanya sekadar seni dan budaya, bukan. Ada juga budaya toleransi, budaya kerja, disiplin, dan sebagainya,” tutur Mas Dhito. 

Baca Juga: Mas Dhito Dorong Pengembangan Industri Nanas Kediri

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya