TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Deklarasi KAMI Menuai Reaksi Elite Politik, Din 'Serang' Balik

KAMI diklaim dibentuk atas pemikiran kritis dan korektif

Din Syamsuddin (IDN Times/Zainul Arifin)

Jakarta, IDN Times - Deklarator dan Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Din Syamsuddin enggan menanggapi soal reaksi para elite negeri yang dianggapnya tidak substantif dengan mendeklarasikan KAMI pada pekan lalu.

"Terhadap reaksi yang tidak substantif, baik dari para elite, apalagi buzzer bayaran, KAMI tidak mau melayani, karena hal demikian tidak mencerminkan kecerdasan kehidupan bangsa seperti amanat konstitusi," kata pria yang kerap disapa Din itu, seperti dikutip ANTARA, Jumat (28/8/2020).

Baca Juga: Megawati Sindir KAMI: Kayaknya Banyak yang Kepingin Jadi Presiden

1. Din sebut dibentuknya KAMI sebagai simbol pikiran kritis dan korektif kepada pemerintah

Din Syamsuddin (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Menurut Din, dibentuknya KAMI adalah sebagai simbol pikiran kritis dan korektif terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara yang menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945.

Karena itu, Din mempertanyakan jika apa yang mereka sampaikan tidak ditanggapi secara isi, melainkan berkelit menyerang secara pribadi dan cenderung mengalihkan opini.

Setidaknya, kata mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu, ada dua pertanyaan yang diajukan KAMI kepada pemerintah dan penyelenggara negara lainnya untuk dijawab.

“Pertama, soal oligarki politik yang membuat keputusan parpol ditentukan segelintir orang dan akhirnya mengendalikan DPR yang membuat aspirasi rakyat terabaikan,” ujar Din.

2. KAMI turut menyoroti soal adanya politik dinasti di tubuh partai politik

Gibran bertemu Megawati Soekarnoputri di Jakarta pada Rabu, (5/8/2020) (Dok. PDI Perjuangan)

Kedua, lanjut Din, budaya politik dinasti yang menghalangi orang-orang yang sebenarnya lebih berkualitas untuk maju sebagai pemimpin.

"Masih banyak pertanyaan substantif mendasar lagi, tapi sementara cukup dua itu. KAMI siap berdiskusi, bahkan berdebat mengadu pikiran," tutur dia.

Baca Juga: Pengamat: Gerakan KAMI Mirip NasDem Sebelum Jadi Partai Politik

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya