TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dukung Menkes Genjot Testing, Komisi IX Imbau Masyarakat Tidak Panik

Kasus aktif akan meningkat jika jumlah testing ditambah

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan paparan saat menghadiri rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/1/2021). Rapat tersebut membahas ketersediaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris mendukung langkah Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menggenjot program testing dan tracing COVID-19, yang nantinya akan berdampak pada peningkatan kasus aktif di Indonesia. Namun, Charles mengimbau masyarakat untuk tidak panik.

“Karena justru dengan testing dan tracing yang jauh lebih masif, kondisi riil penyebaran COVID-19 di masyarakat bisa tergambar dengan jelas, sehingga pemerintah bisa menyusun strategi penanggulangan yang benar,” kata Charles dalam keterangan tertulis, Selasa (9/2/2021).

Baca Juga: Kasus COVID-19 di RI Akan Terus Naik, Menkes Minta Jokowi Tak Panik

1. Jumlah kasus berdasarkan tes PCR dinilai tidak riil

Ilustrasi Swab Test. ANTARA FOTO/Aji Styawan

Politikus PDI Perjuangan itu menuturkan, jumlah kasus yang tercatat berdasarkan tes PCR bukanlah angka yang riil. Artinya, jumlah angka positif di lapangan bisa jauh lebih tinggi.

"Hal ini terbukti dengan positivity rate yang tinggi sekali, bahkan sempat mencapai 30 persen lebih atau 6 kali lipat standar WHO sebesar 5 persen pada Januari lalu," kata Charles. 

2. Penanganan COVID-19 di lapangan tidak akurat karena jumlah kasus yang tidak riil

Ilustrasi petugas medis memeriksa kondisi pasien virus corona menggunakan APD. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

Angka tidak riil itu, kata dia, membuat pemetaan di lapangan menjadi tidak akurat, sehingga kebijakan penanganan COVID-19 menjadi kurang efektif.

"Keberanian Menkes belum lama ini yang mengakui testing selama ini salah secara epidemiologi, juga patut diapresiasi,” tuturnya.

Baca Juga: Menkes: 100 Ribu Tenaga Kesehatan Batal Divaksinasi COVID-19

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya