TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jago Lobi Politik, Jusuf Kalla Ceritakan Prosesnya Jadi Ketum Golkar

JK tidak pernah kampanye saat mencalonkan diri sebagai Ketum

Ketua Umum PMI Jusuf Kalla (IDN Times/Fiqih Damarjati)

Jakarta, IDN Times - Kiprah Jusuf Kalla di dunia politik Tanah Air sudah tidak diragukan lagi oleh banyak pihak. Politikus senior yang kerap disapa JK itu bahkan dikenal jago dalam urusan lobi-lobi politik.

Keahlian dalam urusan lobi politik dibuktikan JK saat dirinya menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Dia menuturkan, hanya butuh waktu 5 hari untuk menjadi orang nomor satu di partai berlambang beringin tersebut.

Baca Juga: Jusuf Kalla Sebut PSBB DKI Jakarta sebagai Harga Mati Lawan COVID-19  

1. JK hanya butuh waktu 5 hari untuk jadi ketum Golkar

Munas Partai Golkar berlangsung di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, 3-6 Desember 2019. (IDN Times/Fitang Budhi Adhitia)

Hal itu disampaikan JK saat berbincang dengan Helmy Yahya di YouTube channel-nya, dengan judul "Ngobrol Serius dan Becanda Ala JK" yang diunggah pada, Selasa (22/9/2020).

“Saya (jadi) Ketua Golkar urusnya kaya cuma 5 hari aja. Senin-Sabtu pemilihan, terpilih,” kata JK dalam perbincangan tersebut.

2. Niat JK untuk menjadi Ketum Golkar untuk menjaga stabilitas politik

Ilustrasi partai politik (ANTARA FOTO/Ampelsa)

JK menuturkan, niatnya untuk menjadi Ketum Golkar saat itu adalah untuk menjaga kestabilan politik ketika dirinya menjabat sebagai Wakil Presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhyono (SBY) di periode 2004-2009. Saat itu, kata dia, mereka hanya didukung oleh 11 persen kursi di DPR.

Kekuatan politik mereka dinilai JK sangat lemah saat itu, jika tidak ada dukungan dari partai lain, maka kebijakan yang akan diambil tidak bisa berjalan mulus. Oleh sebab itu, dengan kemahirannya dalam melakukan lobi politik, jabatan Ketum Golkar dengan mudah diraihnya.

“Jadi itu kalau terjadi apa-apa di DPR, kita bisa kalah voting. Maka saya mengatakan, bagaimana saya menjadi Ketua Golkar. Saya berusaha jadi Ketum Golkar, kemudian mengajak satu-dua partai lagi,” ujarnya.

Baca Juga: Jusuf Kalla Bandingkan Kepemimpinan SBY dan Jokowi, Enak Mana Ya?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya