TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ketum PBNU Said Aqil Siradj: PDIP dan NU Sangat Bersahabat

PDIP tegaskan partainya tidak anti terhadap Islam

IDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Nahdlatul Ulama (NU) Said Aqil Siradj menyatakan, organisasi keislaman terbesar di Indonesia yakni NU, sangat bersahabat dengan PDI Perjuangan yang berakar dari Proklamator RI, Bung Karno.

Menurut Said Aqil, NU dan PDI Perjuangan (PDIP) sudah sering sejalan sejak Indonesia berdiri dan merdeka. Hal itu disampaikan Said Aqil di hadapan ratusan santri Pondok Pesantren Al Tsafaqah di Ciganjur, Jakarta Selatan, Selasa (8/10) malam.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Analogikan Nahdlatul Ulama dengan Kapal Nabi Nuh

1. NU dan PDIP memiliki kedekatan yang sangat erat

IDN Times/Fitang Budhi Adhitia

"Antara NU dan PDIP yang nasionalis sangat-sangat bersahabat. Jika seandainya tidak bergandengan santri dan nasionalis, belum tentu merdeka Indonesia," kata Said Aqil.

Lebih lanjut, ia bercerita, dulu Bung Karno selalu banyak meminta masukan dari para Kiai NU. Salah satunya adalah Wahab Chasbullah yang ditemui Bung Karno pada 1948.

2. Bung Karno sering meminta nasihat kepada Kiai NU

Arsip Perpusnas

Saat itu, kondisi negara sedang berada di ambang perpecahan. Dari pertemuan Wahab Chasbullah dan Bung Karno, lahirlah istilah halal bihalal yang terus dipakai hingga saat ini.

"Saat itu terminologi halal bihalal muncul dari Kiai Wahab guna menjawab permintaan Bung Karno untuk adanya silaturahmi antartokoh," ucap Said Aqil.

3. Bagi NU, NKRI adalah harga mati

IDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Pada kesempatan itu, di hadapan para santri, Said Aqil menegaskan bahwa NU menolak NKRI bersyariah. Ia menceritakan kisah saat KH Wahid Hasyim ber-istikharah dan setuju dihapusnya tujuh kata dari Piagam Jakarta. Dengan sebuah visi bahwa lebih penting memastikan Indonesia yang kuat terlebih dahulu.

Menurutnya, yang sangat penting adalah justru NU dan nasionalis yang memang sudah ada sejak NKRI berdiri.

"Bahwa NKRI, Pancasila, dan UUD 1945 sudah final. Maka lebih baik kita isi saja kemerdekaan ini dengan amal-amal Islam," tutur Said Aqil.

"Jadi persahabatan NU dengan kaum nasionalis sangat penting harus kita jaga. Kalau tidak, nanti kita seperti Timur Tengah," imbuhnya.

Baca Juga: Aparat Diminta Tak Pakai Kekerasan, Said Aqil: Papua Saudara NU

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya