TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Komisi IX Minta Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Kelas Tiga Ditunda

Jika dinaikkan, pemerintah harus berikan subsidi

Diskusi tentang defisit BPJS Kesehatan (IDN Times/Fitang Budhi Adhitia)

Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi IX DPR Anwar Hafid meminta kepada pemerintah untuk segera menunda kenaikan iuran BPJS Kesehatan, terutama kepada mereka yang menggunakan pelayanan di kelas tiga mandiri.

Anwar mengatakan, berdasarkan temuan oleh pihaknya di lapangan, para peserta BPJS Kesehatan itu berada di kategori miskin atau yang sangat tergantung terhadap pelayanan tersebut.

Baca Juga: Guru Ngaji di Jateng Bakal Dapat BPJS Ketenagakerjaan

1. Pemerintah perlu mengkaji kenaikan iuran BPJS Kesehatan

Anggota Komisi IX DPR Anwar Hafid (IDN Times/Fitang Budhi Adhitia)

Oleh sebab itu, pemerintah perlu mengkaji lebih jauh terkait kenaikan iuran tersebut.

“Oleh karena itu kita berpendapat, kalau iuran ini harus naik, karena melalui kajian, kalau bisa kelas tiga ini pemerintah menunda kenaikan,” kata Anwar di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (1/12).

2. Defisit BPJS Kesehatan akibat masih banyaknya peserta yang menunggak iuran

(Ilustrasi) IDN Times/Aji

Sementara itu, terkait defisit yang terjadi di BPJS Kesehatan, Anwar melihat hal tersebut dari beberapa faktor antara lain masih banyaknya peserta yang tidak rutin untuk membayar iuran bulanan yang telah ditentukan.

“Data dobel juga. Ada data orang sudah meninggal tapi masih terdaftar BPJS. Saya kira ini adalah (faktor) utama, sehingga (defisit) terus membengkak. Ini harus diselesaikan dalam waktu dekat,” ujarnya.

3. Jika iuran dinaikkan, peserta kelas tiga BPJS Kesehatan harus mendapatkan subsidi

IDN Times/Asrhawi Muin

Untuk itu, Komisi IX mendesak kepada Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk menyampaikan ke Presiden Joko “Jokowi” Widodo untuk tidak memberlakukan kenaikan BPJS kelas tiga pada Januari mendatang.

“Kalau diberlakukan (kenaikan iuran), pemerintah harus mensubsidi peserta kelas tiga,” katanya.

Baca Juga: IDI Soal Defisit BPJS: Penyakit Jantung Paling Mahal Biayanya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya