TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Baru Gabung Koalisi, PAN Langsung Puji Presiden Jokowi dan Omnibus Law

Zulkifli Hasan sungkan banyak bicara saat di Istana

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Jakarta, IDN Times - Partai Amanat Nasional (PAN) yang baru bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju turut diundang dalam pertemuan antara Presiden Joko "Jokowi" Widodo dengan pimpinan partai politik koalisi, di Istana Negara pada 25 Agustus 2021.

Dalam pertemuan tersebut, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan langsung memuji kinerja Jokowi dan Undang-Undang Omnibus Law.

"Apa yang disampaikan Bapak Presiden tadi sudah excellent. Kata kuncinya Indonesia itu gotong royong. Termasuk Omnibus Law itu kan sudah memudahkan," ujarnya.

Baca Juga: Kata Jubir Presiden soal Isu Reshuffle Kabinet Usai PAN Merapat Jokowi

1. Zulkifli Hasan sungkan bicara banyak karena masih jadi 'anak baru'

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Sekjen Eddy Soeparno (Youtube.com/Sekretariat Kabinet)

Merasa sungkan karena anggota baru dalam Koalisi Indonesia Maju, Zulkifli enggan berbicara banyak dalam forum tersebut. Berdasarkan penghitungan IDN Times, ia hanya berbicara sekitar 27 detik.

"Saya karena baru pertama gak boleh banyak-banyak, bicaranya sedikit saja. Semoga manfaat. Sekali lagi terima kasih atas kesempatannya yang diberikan bapak Presiden," ucapnya.

2. Jokowi pamer klaim keberhasilan tangani pandemik

Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers terkait COVID-19 di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3/2020) (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Dalam forum tersebut, Jokowi memaparkan sejumlah klaim pencapaian pemerintah pada masa pandemik COVID-19. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan tingkat keterisian rumah sakit saat ini sudah terkendali dan capaian vaksinasi sudah tinggi.

"Dari 220 negara, peringkat kita gak jelek-jelek banget. Kalau dihitung jumlah orang yang divaksin, kita ini sudah nomor empat. India satu, Amerika dua, Brasil tiga, Indonesia empat. Kalau berdasarkan jumlah suntikan kita nomor tujuh, sampai hari ini sudah disuntikkan 91,9 juta dosis yang kita suntikkan, kita kalah dengan Jerman, Jepang, Brasil, India, dan RRT," kata presiden.

Kemudian, Jokowi juga pamer klaim kondisi ekonomi di kuartal kedua yang membaik meski pandemik COVID-19 belum teratasi. Dia mengatakan, kondisi ekonomi saat ini sangat bergantung pada pandemik COVID-19.

"Ini memang memainkan gas dan rem karena kalau kasusnya turun, ekonominya pasti naik. Kalau kasusnya naik, ekonominya turun. Rumusnya itu. Mencari keseimbangan di situ yang paling sulit disesuaikan keadaan lapangan tidak mudah karena berpulau-pulau karena distribusi vaksin dan obat butuh waktu tidak sedikit," ujar Jokowi.

Baca Juga: Usai Kunker Bareng di Kaltim, Prabowo Kini Puji-Puji Jokowi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya