TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

ICW: Mantan Sekretaris MA Nurhadi Sangat Layak Divonis Seumur Hidup

Terdakwa suap Nurhadi divonis 6 tahun dan denda Rp500 juta

Tersangka kasus suap dan gratifikasi penanganan perkara di Mahkamah Agung Nurhadi menjalani pemeriksaan oleh penyidik Polres Jakarta Selatan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (4/2/2021) (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Jakarta, IDN Times - Indonesia Corruption Watch (ICW) mengkritik vonis yang dijatuhkan majelis hakim pada mantan Sekretaris Mahkamah Agung, Nurhadi. Peneliti ICW, Kurnia Ramadhana mengatakan bahwa vonis pada Nurhadi sangat ringan dan melukai rasa keadilan.

"Selain itu, vonis tersebut juga akan membuat para mafia peradilan tidak akan pernah jera dan tetap akan melakukan praktek korupsi," ujar Kurnia dalam keterangannya yang dikutip pada Jumat (12/3/2021).

"Semestinya dengan kejahatan yang dilakukan oleh Nurhadi, diantaranya menjadikan perkara hukum sebagai bancakan korupsi, ia sangat layak untuk divonis penjara seumur hidup, denda Rp1 miliar, dan seluruh aset hasil kejahatan yg ia kuasai dirampas untuk negara," Kurnia menambahkan.

Baca Juga: Mantan Sekretaris MA Nurhadi dan Menantunya Divonis 6 Tahun Penjara

Baca Juga: Sekretaris MA Nurhadi Divonis 6 Tahun, Ini Alasan KPK Ajukan Banding

1. Ada sejumlah hal yang membuat Nurhadi layak divonis lebih berat

Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Kurnia Ramadhana (ANTARA News/Fathur Rochman)

Ada sejumlah alasan mengapa ICW menilai Nurhadi layak divonis lebih berat. Pertama, Nurhadi melakukan kejahatannya saat menjabat sebagai pejabat tinggi lembaga kekuasaan kehakiman yang tentu meruntuhkan wibawa Mahkamah Agung. Kedua, Nurhadi tidak kooperatif saat menjalani proses hukum karena ia melarikan diri dan terlibat dalam insiden pemukulan pegawai rumah tahanan KPK.

"Ketiga, selama proses persidangan Nurhadi tidak mengakui praktik korupsi yang ia lakukan. Padahall fakta persidangan menunjukkan sebaliknya, ia diduga menerima miliaran rupiah dari Hiendra Soenjoto," papar Kurnia.

2. ICW heran saat Nurhadi disebut berjasa bagi Mahkamah Agung

Tersangka kasus suap dan gratifikasi penanganan perkara di Mahkamah Agung Nurhadi menjalani pemeriksaan oleh penyidik Polres Jakarta Selatan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (4/2/2021) (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Dalam sidang putusan, majelis hakim menyebutkan hal yang meringankan vonis pada Nurhadi adalah karena ia dianggap pernah berjasa pada kemajuan Mahkamah Agung. Hal itu membuat ICW tak habis pikir ketika mendengarnya.

"Bagaimana mungkin seorang pelaku korupsi dikatakan berjasa untuk kemajuan Mahkamah Agung? Bukankah kejahatan yg ia lakukan justru mencoreng wajah Mahkamah Agung? Namun, sepertinya pertimbangan aneh seperti ini telah menjadi hal biasa dalam banyak persidangan," ujar Kurnia.

Baca Juga: Menantu Beri Nurhadi Jam Tangan Mewah Hasil Suap Seharga Rp12 Miliar

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya