TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ada Fenomena Titik Balik Matahari Hari Ini, Apa Dampaknya? 

Apa kamu sudah merasakan dampaknya ini juga?

Ilustrasi laut selatan jawa (IDN Times/Sunariyah)

Jakarta, IDN Times - Sekitar pukul 10.31.57 WIB hari ini, Senin (21/6/2021), akan terjadi fenomena Solstis Juni atau Titik Balik Utara Matahari. Dilansir dari laman Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Solstis Juni adalah posisi ketika matahari berada paling utara terhadap ekuator langit jika diamati oleh pengamat di permukaan bumi.

Sedangkan jika diamati dari sembarang titik di luar angkasa, belahan bumi bagian Utara akan terlihat "mendekat" ke arah matahari tepat berada di atas kepala ketika tengah hari.

"Solstis Juni memang setiap tahun selalu terjadi dengan tanggal yang relatif tetap antara 20-21 Juni," kata Peneliti di Pussainsa Lapan Andi Pangerang kepada IDN Times, Senin.

Lalu apa yang akan terjadi dan apa dampaknya?

Baca Juga: Viral Matahari di Sulsel Terbit dari Utara, BMKG: Fenomena Biasa

1. Suhu akan semakin ekstrem pada siang dan malam hari

ilustrasi suhu tubuh normal manusia (unsplash.com/Mufid Majnun)

Andi menjelaskan, akibat fenomena Titik Balik Utara Matahari ini, suhu akan semakin ekstrem. Bagi belahan utara bumi akan terasa lebih panas atau suhu lebih meningkat untuk daerah berlintang tinggi atau lebih dari 23,5 derajat. Sebaliknya yang terjadi ketika belahan selatan, suhu akan semakin dingin.

"Karena kita tinggal di sekitar ekuator, maka akan mengalami kombinasi keduanya, yakni dingin ketika malam dan awal pagi, dan terik ketika siang hari," papar Andi.

2. Hujan sepanjang hari dan berpotensi banjir

Ilustrasi hujan (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Dampak kedua dari fenomena Titik Balik Utara Matahari ini, kata Andi, adalah Pulau Jawa masih akan diguyur hujan sejak sore hingga malam. Hal ini karena kondensasi atau pengembunan uap airnya lebih cepat ketika sore dibandingkan ketika pagi atau siang

Sementara meski ada potensi bencana hidrometeorologis seperti banjir maupun rob, tapi menurut Andi tidak sebesar ketika triwulan Desember-Januari-Februari.

"Karena memang curah hujannya tidak sebesar ketika pada bulan-bulan tersebut. Bahkan bencana akibat imbas dari hidrometeorologis seperti longsor, kecil kemungkinan masih bisa terjadi. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir," ujar Andi.

3. Siang menjadi lebih panjang

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Dwifantya Aquina)

Andi menjelaskan, kalau ditinjau dari durasi secara umum memang belahan utara akan mengalami radiasi matahari lebih besar dan lebih lama dibandingkan dengan belahan selatan. Untuk Indonesia sendiri, durasi siang ketika Solstis Juni bervariasi antara 11,5 jam di Kupang hingga 12,5 jam di Sabang.

Jawa yang terletak di lintang 6°-8°LS durasi siangnya sekitar 11,65 jam, di semenanjung Blambangan hingga 11,85 jam di ujung Anyer. Pontianak yang terletak di ekuator durasi siangnya cenderung stabil, yakni selama 12,1 jam.

Baca Juga: Astronom Temukan Bintang Baru Berukuran 100 Kali Matahari

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya