Begini Kritik Gubernur Lemhanas Terhadap Aktivis Robet, TNI dan Polri
Cara penyampaian Robertus Robet dinilai salah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Penangkapan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Robertus Robet oleh aparat kepolisian karena dianggap menghina TNI mendapat respon dari Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo. Menurut Agus apa yang terjadi terhadap Robet ialah karena kesalahan cara penyampaian.
“Kalau kita punya perbedaan pendapat, dan dalam menyampaikan pendapat kita, sampaikan secara substansif apa yang sebenarnya yang ingin kita sampaikan. Dengan cara-cara yang sopan, etis dan sampai ke tujuannya. Tapi yang kemarin ini semua menjadi campur aduk,” kata Agus dalam wawancara khusus bersama IDN Times di gedung Lemhanas, Jumat (8/3).
Agus pun mengkritik kasus ini, tidak hanya kepada Robet sebagai aktivis, namun juga kepada TNI dan Polri. Seperti apa kritiknya?
Baca Juga: Kronologi Penangkapan Aktivis HAM Robertus Robet
1. Perlunya menjaga ruang independensi di kalangan intelektual
Agus menuturkan perlunya menjaga ruang independensi bagi intelektual dan pendidik seperti Robet. Robertus Robet yang merupakan dosen sekaligus aktivis diharapkan menjaga keberimbangannya terkait dunia politik.
“Para kaum intelektual, dari kalangan pendidikan, para pendidik, civil society, menurut saya perlu berada pada ruang independen, tetap memiliki independent mind justru untuk memainkan peran check and balances terhadap politik yang kita lihat penuh kekurangan dan ketidakpuasan bagi diri kita atas dasar ekspetasi diri kita terhadap politik," papar Agus.
"Politic is not everything, ini perlu dijaga,” imbuhnya.
Baca Juga: Ini Alasan Robertus Robet Ditetapkan Sebagai Tersangka Penghina TNI
Baca Juga: Kasus Robertus Robet, Polisi Akan Panggil Saksi Peserta Aksi Kamisan