TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Percakapan Rahasia Asal Mula Jokowi Ingin Pindahkan Ibu Kota Negara

Jokowi panggil Basuki dan Bambang Brodjonegoro

Lahan yang akan menjadi pusat ibu kota negara di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, IDN Times/Panji Galih Aksoro

Jakarta, IDN Times – Pada Senin 26 Agustus 2019, Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengumumkan lokasi ibu kota baru Republik Indonesia. Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, dipilih menjadi lokasi ibu kota baru yang direncanakan selesai pada 2024.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono pun bercerita soal asal mula bagaimana awal rencana pemindahan ibu kota negara.

Baca Juga: 40 Tahun Jadi Birokrat, Ini Kesan Menteri PUPR Kerja Bareng Jokowi

1. Bermula pada 2017, Jokowi panggil Basuki dan Bambang

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Pada 2017, Basuki mengatakan, dia dan Menteri Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) Bambang Brodjonegoro dipanggil oleh Jokowi terkait pemindahan ibu kota.

“Tahun 2017 Pak Presiden panggil kami. Tapi silent itu, belum dibuka dan izin ke DPR,” kata Basuki dalam wawancara pada program Suara Millennials by IDN Times, Jumat (4/10).

2. Jokowi minta Bappenas melakukan riset perlu tidaknya ibu kota dipindahkan

IDN Times/Mela Hapsari

Jokowi lalu meminta Bappenas mengkaji pemindahan ibu kota seluruhnya secara integrative.

“Politik, ekonomi, lingkungan, sosial, budaya, untuk wacana pemindahan ibu kota negara. Yang nanti kesimpulannya pindah atau gak,” ujar Basuki.

Sementara Kementerian PUPR diminta untuk menyiapkan desainnya.

“Saya yang ditugasi untuk urban design termasuk pembangunannya. Pada akhirnya kesimpulannya yes. Kita akan lebih efisien dan produktif kalau pindah,” kata Basuki.

3. Bersifat rahasia bahkan pejabat eselon I tidak ada yang tahu

IDN Times/Shemi

Bappenas dan PUPR lalu mengkaji 78 negara yang pernah memindahkan ibu kotanya, baik yang berhasil atau gagal.

“Gagal dalam arti perkembangan kotanya memakan waktu sangat lama atau makan waktu lama untuk bisa seperti sekarang mereka alami. Ada lebih dari 78 ibu kota negara yang kita pelajari,” ucapnya.

Basuki mengatakan, bahkan hingga pejabat eselon 1 tidak mengerti apa-apa tentang hal ini.

“Karena kita silent betul untuk mempelajari pemindahan ibu kota yang dilakukan negara-negara lain,” imbuhnya.

Baca Juga: Menteri PUPR: Kunci Sukses Pemerataan Bukan Dibagi Rata Tapi Fokus

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya