TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kalah di Quick Count, BPN Pertanyakan Sumber Dana Lembaga Survei

Lembaga survei mau buka data metodelogi ilmiahnya enggak?

IDN Times/Ilyas Listianto Mujib

Jakarta, IDN Times - Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade, berkukuh, tak mau hasil quick count jadi acuan pihaknya dalam pemilu 2019 ini. Hal itu diungkapkannya usai acara Syukuran Indonesia Menang di Jalan Kertanegara 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (19/4).

Ia malah mempertanyakan dari mana asal sumber dana yang didapatkan lembaga-lembaga survei untuk melakukan survei. Sebab, politisi berusia 40 tahun tersebut tak yakin jika lembaga-lembaga survei mau merogoh kocek pribadinya untuk melakukan survei internal dalam pemilu kali ini.

"Apakah mungkin Burhanuddin Muhtadi (Indikator Politik Indonesia) mengeluarkan uang dari kantong pribadinya sendiri? Apakah mungkin Hanta Yuda (Poltracking Indonesia) ingin mengeluarkan uang dari kantongnya sendiri? pertanyaan saya dan juga pertanyaan seluruh rakyat Indonesia uang survei itu dari mana," kata Andre.

Baca Juga: Prabowo Sebut Lembaga Survei Abal-Abal untuk Pindah ke Antartika!

1. Rakyat harus tahu sumber dana lembaga survei

IDN Times/Ilyas Listianto Mujib

Andre menyebut bahwa rakyat harus tahu sumber tersebut karena menurutnya, banyak pihak yang meragukan metodelogi ilmiah lembaga survei dalam sistem hitung cepat di Pilpres 2019. Terlebih, hasil quick count itu tak sesuai dengan survei yang dilakukan lembaga-lembaga tersebut saat pra-pemilu.

"Rakyat berhak tahu dan kami berhak bertanya karena anda mengisi ruang publik, menyatakan dalam 3-4 bulan terakhir Pak Jokowi menang besar. Faktanya di quick count mereka ternyata yang tadinya unggul 20 persen berubah jadi 8 persen saja, itu berarti ada 12 persen eror dari lembaga survei yang selama ini membangun narasi opini," ujar dia.

2. Transparansi dianggap sangat penting

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya (ANTARA Foto/Prisca Triferna)

Transparansi memang jadi isu penting bagi Andre untuk melihat seberapa independen lembaga survei tersebut. Hal ini lantaran survei yang dilakukan sejumlah lembaga tersebut telah menggiring opini publik selama masa kampanye dengan narasi yang berpihak kepada salah satu paslon.

"Inilah yang kita harapkan ke depan transparansi. Apakah mungkin Hasan Hasbi teman Ahok itu mau mengeluarkan uang dari kantongnya sendiri. Pertanyannya anda membiayai siapa ? Apa mungkin anda mau mengeluarkan uang miliaran rupiah dari kantong sendiri?" ujar dia lagi.

Baca Juga: Prabowo Ajak Pendukung Ketuk Pintu Langit untuk Raih Kemenangan

3. Prabowo mengklaim menang 62 persen berdasarkan hasil hitung cepat internal

Prabowo (IDN Times/Axel Jo Harianja)

Sebagaimana diketahui, berdasarkan hasil quick count mayoritas lembaga survei, paslon nomor urut 02, Prabowo-Sandi Subianto masih tertinggal perolehan suaranya dari paslon nomor urut 01, Joko 'Jokowi' Widodo-Ma'ruf Amin. Sebaliknya, BPN tak percaya dan mengklaim memenangkan pilpres kali ini berdasarkan hitung cepat internal.

Berdasarkan data internal yang dimiliki oleh tim internalnya, Prabowo mengklaim menang di Pemilu 2019 dengan raihan 62 persen suara. Hal itu diraih dari 60 persen data yang sudah masuk ke BPN.

Baca Juga: Klaim Menang Pilpres, Prabowo Dihadiahi Nama Muslim oleh Para Habib

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya