Buntut Persekusi, Anggota DPD Asal Bali Dilaporkan ke Komnas HAM
Laporan telah diterima Komnas HAM
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Laporan IDN Times, Fitang Budhi Adhitia
Jakarta, IDN Times - Kapitra Ampera, kuasa hukum Lembaga Adat Melayu Riau melaporkan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Bali, Arya Wedakarna dan ormas lainnya, atas tuduhan melakukan Persekusi terhadap Abdul Somad di sebuah hotel di Bali pada Jumat (8/12).
“Kami datang ke sini untuk melaporkan 4 ormas dan Arya Wedakarna. Kami laporkan dengan dugaan melakukan kejahatan kemanusian pada 8 Desember lalu di Hotel Aston,” kata Kapitra Ampera di kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat, Senin (18/12).
Baca juga: Kasus Dugaan Persekusi Ustaz Abdul Somad, Polri: Kita Netral
Kapitra menganggap perlakuan tersebut adalah sebuah perlakuan yang merendahkan harkat dan martabat seseorang, sekaligus tidak ada kebebasan dalam menjalankan ibadah untuk umat beragama.
“Merendahkan harkat dan martabat Abdul Somad dengan menghalang-halanginya untuk bergerak di wilayah Republik Indonesia yang sah. Karena yang bersangkutan warga negara yang sah,” terangnya.
Baca juga: Jelang Tahun Politik, Konsumsi Masyarakat Diprediksi Meningkat
Manajemen hotel akan disomasi
Selain melaporkan 4 ormas dan Anggota DPD Bali ke Komnas HAM, Kapitra akan mensomasi manajemen hotel tempat Abdul Somad menginap. Mengingat, secara jelas tidak memberikan perlindungan kepada konsumen. Karena mengizinkan orang lain masuk tanpa izin pemilik kamar.
Editor’s picks
"Kita juga akan somasi pemilik hotel tersebut, Karena yang bersangkutan tidak memberikan perlindungan konsumen berdasarkan Undang-undang konsumen. Dan membiarkan orang lain masuk ke dalam kamar,"jelasnya.
Baca juga: Catat, Ini Acara-acara Tahun Baru di Jakarta
"Kita sudah berikan data, ini bukti-bukti yang kita berikan ke Komnas HAM. Ada perbuataan permulaan yang dilakukan melalui posting Facebook, Instagram serta rekaman video. Mulai pertama datang, hingga di lobby dan teriak-teriak 'bunuh'. Lalu masuk ke kamar,” jelasnya.
Baca juga: BMKG: Waspadai Gelombang Tinggi hingga 7 Meter, Ini Penyebabnya