TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hampir Semua Teroris Punya Akun Medsos, Ribuan Pesan Kekerasan Mengalir 24 Jam

Kelompok teroris memanfaatkan baik medsos

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Jakarta, IDN Times - Media sosial kini berperan penting dalam perkembangan komunikasi di masyarakat. Kemutakhiran ini pun dimanfaatkan dengan baik bagi kelompok teroris untuk melancarkan aksi terornya, khususnya di Indonesia.

Pengamat Terorisme Universitas Indonesia Solahudin mengatakan, kelompok ekstremis, radikal, atau teroris di Indonesia nyatanya memanfaatkan dengan maksimal media sosial untuk proses radikalisasi. Hal itu tampak dari aksi terorisme yang terjadi di Rusun Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur.

"Korban selamat yang juga merupakan salah seorang anak dari pelaku teroris mengungkapkan bahwa ayahnya belajar merakit bom lewat media sosial," tutur Solahudin dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rabu (16/5).

Baca juga: Dicurigai Berisi Bom, Ini 5 Benda Misterius yang Ternyata Berisi 'Zonk'

1. Sebanyak 85 persen napiter melakukan aksinya setelah terpapar ISIS kurang dari setahun

IDN Times

Berdasarkan hasil penelitiannya terhadap 75 narapidana terorisme (napiter), kata Solahudin, 85 persen napiter melakukan aksi teror hanya dalam rentang kurang dari satu tahun sejak pertama kali terpapar paham ISIS.

“Kemudian saya mencoba membandingkan dengan terpidana terorisme sejak 2002-2012. Ternyata, para napiter ketika itu rata-rata memerlukan waktu 5-10 tahun, sejak pertama kali terpapar sampai dengan terlibat dalam aksi terorisme,” ungkap dia.

2. Hampir semua terpidana kasus terorisme memiliki akun media sosial

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Solahudin juga menemukan hampir semua terpidana kasus terorisme memiliki akun media sosial.

"Sehingga saya berkesimpulan semua pelaku aksi terorisme, memang memiliki keterkaitan dengan sosial media,” kata dia.

Baca juga: Teror Bom di Negeri Nan Santun
 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya